Kamis, 18 September 2025

MOTIVASI BERPRESTASI

Komponen 

:

Layanan Dasar

Bidang Layanan

:

Karir

Tema Layanan

:

Motivasi Berprestasi

Kelas / waktu

:

IX , 19 September 2025

Pengampu

:

Yulian Wilyanus


Tujuan Layanan

1.      memahami pengertian motivasi

2.   memahami motivasi berprestasi



Materi : 
                                                                Motivasi Berprestasi


            Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan, pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya prestasi yang pernah diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk menjalani aktifitas.

  1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri. Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Peran motivasi adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk tingkah laku secara terarah (Gleitman 1986, Reber 1988 dalam Muhibinsyah, 2000).

Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

Secara umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

¨ Motivasi Instrinsik, yaitu dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang.

Contoh : dorongan ingin minum, ingin bisa, dll.

¨ Motivasi Ekstrinsik, yaitu dorongan untuk berbuat sesuatu yang berasal dari luar diri.

Contoh : seseorang bertingkah laku karena adanya penghargaan, pengakuan, pujian, hadiah dan sebagainya.

 

Motivasi Berprestasi

Menurut  McClelland dan Atkinson (1953:78) bahwa motivasi berprestasi merupakan ciri seorang yang mempunyai harapan tinggi untuk mencapai keberhasilan dari pada ketakutan kegagalan. Selanjutnya dinyatakan McClelland (1953:78) bahwa motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi. Pencapaian standar prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Siswa yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

 

           Komarudin (1994) menyebutkan bahwa motivasi berprestasi meliputi pertamakecenderungan atau upaya untuk berhasil atau mencapai tujuan yang dikehendaki; keduaketerlibatan ego individu dalam suatu tugas; ketiga harapan suatu tugas yang terlihat oleh tanggapnya subyek; keempat motif untuk mengatasi rintangan atau berupaya berbuat sesuatu dengan cepat dan baik.

 

Aspek Motivasi Berprestasi

McClelland (dalam Marwisni Hasan 2006)  menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a.       Mempunyai tanggung jawab pribadi

Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan  tugas sekolah atau bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Siswa yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan akan  puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil usahanya sendiri.

b.      Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan

Siswa menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai itu lebih tinggi  dari nilai  sendiri (internal) atau lebih tinggi dengan nilai yang dicapai oleh orang lain (eksternal). Untuk mencapai nilai yang sesuai dengan  standar keunggulan, siswa harus menguasai secara tuntas materi pelajaran.

  1. Berusaha bekerja kreatif

Siswa yang bermotivasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan  tugas sekolahnya. Siswa mempergunakan beberapa cara belajar yang diciptakannya sendiri, sehingga siswa lebih menguasai materi pelajaran dan akhirnya memperoleh prestasi yang tinggi.

  1.  Berusaha mencapai cita-cita

Siswa yang mempunyai cita-cita akan berusaha sebaik-baiknya dalam belajar atau mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar. Siswa akan rajin mengerjakan tugas, belajar dengan keras, tekun dan ulet dan tidak mundur waktu belajar. Siswa akan mengerjakan tugas sampai selesai dan bila mengalami kesulitan ia akan membaca kembali bahan bacaan yang telah diterangkan guru, mengulangi mengerjakan tugas yang belum selesai. Keberhasilan  pada setiap kegiatan sekolah dan memperoleh hasil yang baik akan memungkinkan siswa mencapai cita-citanya.

  1. Memiliki tugas yang moderat

Memiliki tugas yang moderat yaitu memiliki tugas yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Siswa dengan motivasi berpretasi yang tinggi, yang harus mengerjakan tugas yang sangat sukar, akan tetapi mengerjakan tugas tersebut dengan membagi tugas menjadi beberapa bahagian,  yang tiap bagian lebih mudah menyelesaikanya.

  1. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya

Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan semua kegiatan  belajar sebaik mungkin  dan tidak ada kegiatan lupa di kerjakan. Siswa membuat kegiatan belajar dari mentaati jadwal tersebut. Siswa selalu mengikuti kegiatan belajar dan mengerjakan  soal-soal latihan walaupun tidak disuruh guru serta memperbaiki tugas yang salah. Siswa juga akan  melakukan kegiatan belajar jika ia mempunyai buku pelajaran dan perlengkapan belajar yang dibutuhkan dan melakukan kegiatan belajar sendiri atau bersama secara berkelompok.

  1. Mengadakan antisipasi

            Mengadakan atisipasi maksudnya melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi. Antisipasi dapat dilakukan siswa dengan menyiapkan semua keperluan atau peralatan sebelum  pergi ke sekolah. Siswa datang ke sekolah lebih cepat dari jadwal belajar  atau jadwal ujian, mencari soal atau jawaban untuk latihan. Siswa menyokong persiapan belajar yang perlu dan membaca materi pelajaran  yang akan di berikan guru pada hari berikutnya.

 

  1. Pastikan Motivasi Berprestasi Anda Tinggi

a.       Tanda-tanda orang yang memiliki dorongan kesuksesan tinggi, antara lain :

b.      Lebih suka dan puas terhadap prestasi hasil usaha sendiri.

c.       Sukses itu bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan.

d.      Kegagalan bukan berarti sial, tetapi karena volume usahanya masih kurang.


Rabu, 10 September 2025

Norma dan Etika perilaku


Kelas / Semester

Kelas VIII/Ganjil -  2025/2026

Bidang

Pribadi

Topik / Tema

Norma dan Etika perilaku sosial bagi remaja

Waktu Layanan

2 X Pertemuan 40 Menit

Aspek Perkembangan

Landasan Perilaku Etis

Capaian Layanan

Meyakini pentingnya norma dan etika perilaku sosial bagi remaja pada kehidupan bermasyarakat

Fase

D

Materi Layanan

Norma dan Etika perilaku sosial bagi remaja


 Norma dan Etika perilaku sosial bagi remaja



Etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok untuk mengatur perilaku. Seseorang akan dikatakan baik jika etika dan perilakunya baik, dan sebaliknya. Anak yang mempunyai etika yang baik merupakan dambaan setiap orang tua. Karena itu para orang tua mengajarkan hal-hal yang baik untuk si buah hati. Pendidikan dasar pertama sekali sepatutnya didapat oleh para anak di rumah dari kedua orang tua. Para orang tua tentu rela berjuang dan berkorban siang dan malam untuk mengasuh, memelihara, melindungi, dan mendidik anaknya. Sekalipun manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah dengan kondisi yang suci, murni, dan bersih tanpa mempunyai dosa, dalam perjalanan hidupnya akan muncul berbagai tantangan dan kendala untuk mempertahankan kondisi ini.

Tahapan Pertumbuhan

Tahapan pertumbuhan seorang anak dimulai dari masa Bayi Baru Lahir ( newborn ) yaitu usia sejak dilahirkan sampai usia satu bulan. Tahapan berikutnya adalah periode Bayi yaitu masa dari usia satu sampai dua belas bulan. Dilanjutkan periode Batita yaitu usia satu sampai dibawah tiga tahun, Balita yaitu usia tiga sampai dibawah lima tahun dan Anak-anak yaitu periode usia yang telah mencapai enam hingga dua belas tahun ketika mereka sudah mulai mengenyam pendidikan di sekolah. Pada usia sekolah (usia SD) ini, anak-anak cenderung dapat memecahkan masalahnya sendiri. Mereka sudah cukup berpengalaman menghadapi dunia luar yang penuh dengan rintangan dan rintangan dan belajar dari lingkungannya tersebut.

Anak-anak pada usia ini telah mampu mengolaborasikan pendidikan dari rumah dengan ilmu baru dari lingkungan sekitar. Mereka banyak sekali mengadopsi perilaku orang-orang di sekitar. Bahkan mereka cenderung membawa pulang ke rumah “pelajaran” yang mereka dapatkan di lingkungan mereka baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Selain di lingkungan tepat tinggalnya, Sekolah juga merupakan rumah kedua bagi anak-anak dalam usia ini. Mereka mendapatkan banyak teman baru, guru baru, dan suasana baru di sekolah. Mereka mengenali berbagai macam teman dengan karakter yang berbeda-beda. Hal ini tentunya terus memperkaya khazanah keilmuan dan pengalaman para anak manusia ini.

Tahap perkembangan Remaja dimulai ketika anak berusia tiga belas sampai dengan lima belas tahun (usia anak SMP). Pada tahapan ini, anak-anak bersifat labil baik pikiran, tindakan maupun emosinya. Mereka susah ditebak. Kadang-kadang secara tiba-tiba mereka berpikir dan berpikir layaknya orang dewasa, namun di waktu lain mereka bisa juga meraung-raung dan mengungkapkan emosi secara spontan dan tak terkendali layaknya sikap anak kecil pada tahap batita. Pada usia ini, mereka sedang mencari jati diri yang sebenarnya. Mereka sedang mencari dan membutuhkan tempat berlabuh layaknya sebuah kapal laut yang sedang bingung terombang-ambing di lautan badai emosi sehingga mendambakan sebuah pelabuhan untuk berlabuh agar bisa menenangkan diri. Jika salah diasuh, maka anak dalam usia ini beresiko akan salah jalan dalam proses dewasa mereka nantinya.

Etika dan Sekolah

Terlihat jelas bahwa seorang anak yang mempunyai etika yang baik, akan disenangi dan disayangi oleh orang lain bahkan mempunyai teman yang banyak. Sedangkan anak yang mempunyi etika yang buruk, cenderung akan dijauhi dan hanya akan mendapatkan teman yang berperilaku sama dengan dirinya sendiri. Selanjutnya, mereka cenderung akan menginginkan hal-hal eksklusif dan hanya bergaul dengan golongan tertentu; yaitu anak-anak yang mempunyai kelakuan yang identik dan kebiasaan yang sama. Hal ini tentu akan membuat mereka semakin terpapar hal-hal yang kurang baik dari lingkungan tersebut. Jika sudah demikian, maka harapan untuk bisa mengasuhnya sesuai dengan norma yang diinginkan akan semakin sulit.

Ditambah lagi dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, selain di dunia nyata, anak mempunyai teman lain di dunia maya. Mereka dapat diketahui berkomunikasi lebih leluasa tanpa oleh orang-orang di sekitarnya. Kontrol sosial di dunia maya bisa dikatakan tidak ada. Terlebih lagi, mereka ditakutkan terpapar dengan hal-hal yang lebih buruk jika pergaulan di dunia mayanya semakin luas dan eksklusif. Seterusnya, karena sudah terlena di dunia maya, anak mempunyai kesulitan tertentu dalam berkomunikasi dengan orang lain secara nyata yang notabenenya lebih terkontrol. Anak akan lebih nyaman dengan teman dan dunia mayanya yang tanpa aturan sehingga ia terus terjerumus di dunia tanpa batas tersebut. Situasi yang ditentukan akan sangat mempengaruhi perkembangan karakter dan sikap seorang anak.

Hal ini menjadi tantangan bagi semua kalangan masyarakat, baik orang tua di rumah, guru di sekolah, maupun orang-orang di lingkungan sekitar. Tugas kita bersama untuk membentuk anak-anak kita menjadi seorang generasi penerus bangsa yang hebat, cerdas, dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan impian ini tentunya bukanlah perkara yang mudah. Perlu adanya kerjasama yang baik, khususnya antara orang tua dan guru di sekolah. Kedua pihak diharapkan saling berkoordinasi melaporkan dan memperbincangkan perkembangan anak-anak. Selain itu, orang tua dan guru juga dapat memberikan keteladanan yang mulia kepada anak, karena sosok dan tingkah laku mereka akan diikuti, ditiru dan digugu oleh anak. Guru dan sekolah merupakan mitra penting bagi orang tua dan masyarakat dalam mendidik anak.

Akhirnya, sebagai orang tua, janganlah enggan dan sungkan untuk berkoordinasi dan berkolaborasi terkait perkembangan apa saja dari para anak. Sesering mungkin orangtua patut menyediakan waktu untuk menghubungi guru di sekolah, agar komunikasi dua arah dapat terbangun dan terjalin dengan baik. Jika hal ini bisa terwujud dalam jangka panjang, maka impian akan keberhasilan seorang anak dapat tercapai, tentunya diiringi dengan kebaikan dan pancaran akhlaqul karimah . Wallahu a'lam.


Nilai Kehidupan

Komponen                                                  :    Layanan Dasar

Bidang Layanan                                         :    Sosial

Topik / Tema Layanan                               :    Nilai-nilai Kehidupan

Kelas / Semester                                         :    9 / Ganjil

Alokasi Waktu                                            :    1 x 40 menit

Tujuan Layanan

1.       Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian nilai-nilai kehidupan

2. Peserta didik/konseli dapat memahami nilai-nilai hidup dan kehidupan manusia

Metode, Alat dan Media

Metode : Curah pendapat dan tanya jawab

Alat / Media : LCD, Power Point tentang Nilai-nilai Kehidupan

                                    

                                                Nilai-nilai Kehidupan

A. Pengertian Nilai Kehidupan

Nilai-nilai atau peraturan-peraturan dalam masyarakat berlaku dan disepakati bersama-sama dalam kehidupan, Manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu sangat penting memahami nilai-nilai kelompok, masyarakat, negara, dan pribadi sendiri. Sedangkan nilai kehidupan adalah nilai-nilai yang hidup dan dapat mempengaruhi tindakan seseorang.

B. Kategori dan Aspek Nilai Kehidupan

Ada tiga kategori yang harus ia tunjukkan, yang menyatakan bahwa ia mengadopsi suatu nilai yaitu :
1. Memilih
2. Menghargai
3. Bertindak

  Ketiga kategori itu dapat dikembangkan menjadi 6 aspek, yaitu :

1. Memilih dengan bebas
     Nilai kehidupan menuntut adanya kebebasan dari bentuk tekanan, tidak adanya paksaan dari lingkungan hidup seseorang, berdasarkan pada keyakinan diri sendiri, dan kerelaan untuk memilih nilai kehidupan.

2. Memilih Alternatif dengan Bebas
     Memilih dengan bebas dari berbagai alternatif nilai kehidupan. Ketika seseorang memilih untuk menganut suatu nilai, ia akan dihadapkan pada lebih dari satu alternatif pilihan nilai kehidupan. Ia bebas untuk memilih nilai kehidupan yang mana yang ia sukai.

3. Mempertimbangkan Akibat dari Alternatif yang Dipilih
Memilih dengan bebas dari berbagai alternatif dengan mempertimbangkan akibat dari masing-masing alternatif. Ketika seseorang memilih untuk menganut suatu nilai, ia harus memperhitungkan resiko atau konsekuensi atau akibat dari pemilihan nilai kehidupan itu, dan tahu yang akan terjadi karena pilihannya itu.

4. Merasa senang dengan pilihannya
     Nilai yang di pilih adalah nilai yang dipandang positif. Untuk itu, nilai itu harus dihargai, dihormati, dan dipelihara. Maka nilai itu akan membuat orang yang memilihnya merasa bahagia.

5. Mengakui Pilihannya
     Setelah memilih suatu nilai kehidupan, seseorang hendaknya bersedia mengakui, menjunjung tinggi, dan menegaskan pilihannya itu di depan masyarakat umum.

6. Berperilaku Sesuai dengan Pilihan.

     Setelah memilih suatu nilai kehidupan, seseorang seharusnya bertindak dan berperilaku sesuai dengan pilihan nilainya itu. Nilai itu memberi arah pada kehidupannya. Bobot nilai itu dapat diukur dengan banyaknya waktu, tenaga, dan harta yang dikorbankan demi nilai yang diyakininya. nilai kehidupan tersebut juga dapat menjadi suatu pola kehidupan. Orang yang menghargai nilai kejujuran akan selalu berusaha untuk jujur. Oleh karena itu, kejujuran akan menjadi kebiasaan hidupnya.

A.     Contoh Nilai Kehidupan

 

1.      Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal dan menganut berbagai macam nilai kehidupan. Di antara nilai-nilai kehidupan itu bisa saja dianggap tidak penting bagi seseorang, tetapi bisa agak penting, penting, atau sangat penting bagi orang lain. Semuanya tergantung pada pilihan dan pertimbangan masing-masing pribadi, serta dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kehidupannya. Beberapa contoh nilai kehidupan itu antara lain :

2.      Nilai kekuasaan, seperti pandangan atas keinginan untuk menundukkan atau mempengaruhi orang lain.

3.      Nilai Cinta atau kasih sayang, seperti ikatan batin, saling menghargai,
saling setia, saling menghormati, saling tolong, memikirkan kepentingan
dan kebaikan orang lain.

4.      Nilai keindahan, seperti kemampuan untuk menghargai dan menikmati hal-
hal yang indah, serasi dan bagus.

5.      Nilai keadaan fisik, seperti persepsi atas keadaan tubuh yang dianggap
ideal atau serasi.

6.      Nilai kesehatan, seperti keinginan memiliki keadaan tubuh yang jauh dari
sakit.

7.      Nilai keterampilan, seperti keinginan memiliki kemampuan untuk melakukan
berbagai hal dengan cepat.

8.      Nilai rasa sejahtera dan aman, seperti memiliki keinginan untuk bebas dari
tekanan, kecemasan dan konflik-konflik batin.

9.      Nilai pengetahuan, seperti tuntutan diri atas informasi, hal-hal yang dapat
memuaskan rasa ingin tahu atau kemampuan memiliki kemampuan untuk
mengetahui sesuatu yang diinginkan.

10.  Nilai moral, seperti keinginan memiliki pemikiran, keyakinan dan tindakan
yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.

11.  Nilai keagamaan/kepercayaan

12.  Nilai keadilan, seperti keinginan memiliki sikap adil, tidak memihak atau
membeda-bedakan manusia serta mampu memperlakukan orang lain
secara adil.

13.  Nilai altruisme, yaitu memiliki kemauan dan kemampuan untuk
memperhatikan kebutuhan, kepentingan dan kebahagiaan orang lain.

14.  Nilai pengakuan/penghargaan, seperti keinginan mengakui bahwa dirinya
adalah penting dan layak dihargai oleh orang lain.

15.  Nilai kesenangan, seperti keinginan merasakan kegembiraan.

16.  Nilai kebijaksanaan, seperti memiliki kemauan dan pengetahuan dalam
mengambil keputusan yang tepat.

17.  Nilai kejujuran, seperti memiliki keluhuran hati, ketulusan hati, kesungguhan
hati dan keterusterangan.

18.  Nilai prestasi, seperti penghargaan atas hasil yang baik dari usaha yang
keras.

19.  Nilai kemandirian, seperti kemampuan untuk berdiri sendiri dan tidak
dikuasai oleh orang lain.

20.  Nilai kekayaan, seperti keinginan memiliki harta atau uang banyak.

21.  Nilai kesetiaan, seperti keinginan memiliki keteguhan hati dalam
persahabatan.

22.  Nilai tanggung jawab.

23.  Nilai kedewasaan

24.  Nilai kedisiplinan.

25.  Nilai kerendahan hati.

https://afnasekar138.wordpress.com/2016/04/02/nilai-kehidupan/


Hidup Sehat Fisik dan Psikis


1.     Materi /Topik Bahasan             :         Hidup Sehat Fisik dan Psikis

 

2.     Bidang Bimbingan                   :         Pribadi

 

3.     Jenis Layanan                          :         Penguasaan Konten

 

4.     Tujuan Layanan                   :   

                                                1.  Membantu peserta didik dalam memahami cara  hidup sehat

                                             2.  Peserta dapat menerapkan cara hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari

                                                                    

3.     Fungsi Layanan                            :         Pemahaman

 

4.     Sasaran Layanan/Semester      :         Kelas VIII/ Ganjil


Materi ;




Uraian Materi

HIDUP SEHAT FISIK & PSIKIS

Pengertian hidup sehat fisik psikhis biasa disebut dengan sehat secara jasmani dan rohani.

Yang dimaksud kesehatan fisik / jasmani adalah keadaan badan yang baik artinya bebas dari sakit seluruh badan serta bagian–bagiannya. Siswa yang fisiknya sehat dan kuat lebih beruntung daripada siswa yang sakit – sakitan, kurus, dan lemah.

Siswa yang sehat dapat mengikuti semua aktifitas di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Aktifitas yang diikuti akan memberikan pengalaman- pengalaman baru yang merupakan modal bagi perkembangan selanjutnya.

Yang dimaksud kesehatan psikhis atau rohani adalah kemampuan siswa menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan perkembangan sesuai usianya, baik tuntutan dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat serta teman sebaya.

Siswa yang sehat secara psikhis akan lebih merasa aman, bahagia, serta rasa diterima oleh teman-temannya. Maka dengan demikian siswa akan dapat mengikuti pelajaran dengan baik, namun sebaiknya siswa yang mengalami gangguan secara psikhis dia akan mengalami hambatan dalam belajar ia merasakan ada rasa cemas, sedih, marah, kuatir, rendah diri, kurang percaya diri dll.

Cara-cara menjaga kesehatan fisik antara lain :

1.    Memakan makanan sehat yang mengandung kalori, karbohidrat, protein, mineral, Vitamin, susu ( 4 sehat 5 sempurna )

2.    Menjaga kebersihan badan, antara lain :

Ø  Mandi secara teratur dengan sabun mandi.

Ø  Menggosok gigi setelah makan & sebelum tidur.

Ø  Membersihkan kuku, hidung, telinga.

Ø  Mencuci kaki sebelum tidur.

Ø  Rutin memeriksakan diri ke dokter gigi, dokter mata, dan lain-lain.

3.    Menjaga kebersihan  lingkungan.

Ø  Selalu merapikan & membersihkan kamar tidur.

Ø  Memberikan ruang belajar di rumah & di sekolah.

Ø  Membersihkan kamar, rumah, halaman dsb.

Cara-cara menjaga kesehatan psikhis :

1.     Menerima & mengakui dirinya sebagaimana adanya.

2.     Tekun beribadah & berakhlak mulia.

3.     Bersikap sportif dalam segala kegiatan.

4.     Percaya diri

5.     Tidak takut tantangan & berusaha terus untuk mengatasinya

6.     Bersifat terbuka

7.     Banyak bergaul dengan teman sebaya.

8.     Membina komunikasi yang baik dengan teman, guru & orang tua.

9.     Banyak latihan mengendFiankan diri, seperti tidak pemarah, tidak cemas, selalu berpikir positif dan mudah memaafkan orang lain.

10.  Membiasakan diri untuk selalu peduli terhadap lingkungan.

Mind map hidup sehat fisik psikhis

 

MOTIVASI BERPRESTASI

Komponen  : Layanan Dasar Bidang Layanan : Karir Tema Layanan : Motivasi Berprestasi Kelas  / waktu : IX , 19 September 2025 Pengampu : Yuli...