Positif Thinking yang
dalam bahasa pribuminya sama dengan berpikir positif adalah sebuah sikap atau
prilaku, serta cara pandang seseorang yang selalu positif dalam mensikapi
kehidupan ini.
Positif Thinking hanyalah modal dasar seseorang dalam
kehidupan, karena dengan semakin kompleknya masalah yang kita hadapi apabila
hanya berpikir positif saja tidaklah cukup. Selanjutnya setelah berpikir
positif kita harus positif Change atau berubah menjadi semakin baik.Dengan
bersikap positif (Positif thinking) bukan berarti telah menjamin tercapainya
suatu keberhasilan. Namun, bila sikap kita positif, setidak-tidaknya kita sudah
berada di jalan menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya kita nantinya
ditentukan oleh apa yang kita lakukan di sepanjang jalan yang kita lalui
tersebut.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Berfikir Positif
Menurut Widarso, faktor-faktor yang mempengaruhi berfikir positif yaitu :
a. Optimisme
Seseorang merasa yakin atas apa yang dilakukan dan selalu melihat sisi
terang dari segala sesuatu.
b. Kreativitas
Kemampuan individu untuk mengembangkan diri dan menciptakan segala sesuatu
yang berbeda dari orang lain.
c. Percaya diri
Suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuannya diri sendiri sehingga
orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan, dapat merasa bebas
untuk melaksanakan hal-hal yang disukai dan bertanggung jawab atas
perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat
menerima dan mengenal kelebihan serta kekurangan. (Widarsono,2002)
Faktor-faktor Penyebab Berpikir Negatif
Ada 11 penyebab utama orang berpikir
negatif yaitu :
1. Jauh dari Allah
Kehidupan material, persaingan yang ketat, dan perubahan cepat yang terjadi
dalam kehidupan itu membuat banyak orang hanyut terbawa arus hingga menjauh dari
Allah. Ambisi utama orang yang jauh dari Allah adalah dunia. Hidupnya sempit
dan dipenuhi hal-hal negatif.
2. Program terdahulu
Pernahkah Anda mendengar cerita, ada orang yang hendak mengendarai
mobilnya. Semua sudah dilakukan seperti biasanya, tapi mobil tetap tidak
bergerak dari tempatnya. Ia injak pedal gas lebih dalam tapi mobil tetap tidak
bergerak. Apa yang terjadi ? ternyata rem tangan tetap dalam kondisi terkunci.
Program terdahulu yang negatif sama halnya dengan rem tangan pada mobil
dalam kisah di atas. Setiap kali Anda berusaha untuk bergerak maju, ia akan
menyeret Anda ke belakang atau tetap diam ditempat.
Yang paling penting untuk kita ketahui adalah 7 th pertama dari kehidupan
kita membentuk 90% nilai yang kita yakini. Nilai-nilai itu kita dapatkan dari
orangtua, kerabat, masyarakat, sekolah, teman dan lain-lain. Jika program yang
kita terima pada usia 7 th pertama ini negatif maka akan mempengaruhi seluruh
dimensi kehidupan kita.
3. Tidak ada tujuan yang jelas
Tidak ada tujuan yang jelas dalam kehidupan seseorang membuatnya tidak
memaksimalkan kemampuan yang dianugerahkan kepada Allah. Jika demikian,
hidupnya menjadi sia-sia, dihantui rasa takut dan cemas menghadapi masa depan.
Orang yang tidak memiliki tujuan yang jelas bagaikan berjalan ditengah
kegelapan. Ia akan mudah dipengaruhi hal-hal negatif dan
diombang-ambingkan kehidupan.
4. Rutinitas Negatif
Rutinitas negatif yang dimaksud adalah melakukan hal yang sama dengan cara
yang sama sepanjang waktu tanpa perubahan. Contoh ; bangun tidur, minum kopi,
sarapan, lalu berangkat kerja. aktivitas ini selalu dilakukan setiap
hari. Begitu juga setelah pulang dari kerja, ia melakukan hal yang sama.
Begitulah ia berkutat dengan rutinitas tsb hingga hidupnya terasa tak bermakna.
Orang yg hidup dalam rutinitas negatif akan kehilangan perhatian terhadap
pekerjaannya dan segala sesuatu disekitarnya. Selain itu, apapun perubahan yang
terjadi, baginya terasa hambar.
5. Pengaruh Internal
Tantangan terbesar dalam hidup manusia adalah dirinya sendiri. Tantangan
ini tidak datang dari luar, tapi bersumber dari dalam. Penyebab utama
penderitaan seseorang adalah dirinya sendiri melalui pikiran negatif tentang
diri sendiri yang terjadi berkali-kali, kemudian diikat oleh perasaan hingga
menjadi keyakinan.
6. Pengaruh Eksternal
Pengaruh eksternal yang datang dari kerabat, teman, dan media informasi
bisa begitu kuat memengaruhi kita, menggerakkan perasaan kita, lalu merampas
impian kita. Ia sangat mungkin membuat kita frustasi dan berpikir negatif.
Pengaruh Eksternal menyebabkan lahirnya pikiran negatif yang melahirkan
berbagai penyakit, baik kejiwaan atau fisik.
7. Kehidupan Masa Lalu
Sebagian besar masalah yg dihadapi
manusia bersumber pada masa lalu dan masa depan. Keduanya tidak berwujud. Masa
lalu sudah berakhir, jika dapat memetik pelajaran dari masa lalu, Anda akan
pandai menyikapi kehidupan. Jika tidak, Anda akan terpenjara oleh perasaan
negatif yang ada dalam ingatan.Jika Anda putuskan untuk hidup dimasa
yang akan datang, Anda pun akan terpenjara oleh keraguan dan kebimbangan.
8. Konsentrasi yang negatif
Konsentrasi negatif bersumber dari pikiran negatif. Pikiran ini akan
membuat seseorang memusatkan perhatian pada rintangan dan melupakan hal-hal
positif yang ada dalam hidupnya. Ketika konsentrasi itu dilakukan berkali-kali
maka akan menjadi keyakinan yang melahirkan masalah yang tak berujung.
9. Semangat yang lemah
Ketika seseorang merasa semangatnya melemah, ia mencari pelarian dari
keadaan ini. Misalnya, Nonton TV berjam-jam, makan meski tidak lapar, merokok,
minum minuman keras, narkoba. Kondisi ini bisa menjadi penyebab utama hilangnya
berbagai kesempatan.
10. Persahabatan yang tidak baik
Persahabatan yang tidak baik akan menyebabkan kita berkonsentrasi pada
hal-hal yang negatif. Pepatah Arab mengatakan, ” Teman duduk seseorang
menggambarkan dirinya.” Rasulullah saw bersabda, ” Seseorang itu
tergantung agama temannya. Maka perhatikan olehmu dengan siapa engkau
berteman.”
11. Media Informasi
Media informasi menjadi penyebab utama dalam memengaruhi orang dengan
cara-cara yang negatif. Akibatnya pikiran dan konsentrasi terbentuk dengan pola
yang serupa. Misalnya, di televisi kerap menayangkan para artis yang erotis.
Tujuannya tentu mengumbar syahwat, menjadikan masyarakat terutama kaum remaja,
terjerumus ke lembah perzinaan.
Evaluasi 1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing pesertadidik dan sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan. 2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan Suasana menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik. |