Komponen |
: |
Layanan
dasar |
|
|||
Bidang Layanan |
: |
Karir |
|
|||
Topik / Tema
Layanan |
: |
Cita-cita karirku |
|
|||
Aspek
Perkembangan |
: |
Wawasan dan Kesiapan Karier |
|
|||
Capaian
Layanan |
: |
Peserta didik mampu menentukan pilihan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan kemampuan diri seperti memiliki keyakinan tujuan hidup dan cita-cita, merencanakan strategi pengembangan diri, serta membiasakan gemar membaca untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. |
|
|||
Kelas/Semester |
: |
VII/Ganjil |
Dimensi
PPP |
: |
Mandiri,
Gotong Royong. |
|
Fase |
: |
D |
Alokasi
waktu |
: |
1 X 40
Menit |
Tujuan Layanan
1.
Peserta
didik/konseli dapat memahami pentingnya memiliki cita-cita
Uraian Materi
CITA-CITA KARIRKU
Barangkali sewaktu masih kecil
kalian ditanya oleh bapak atau ibu, apa cita -
citamu bila sudah besar? Mungkin secara spontan jawaban polos kalian
adalah : saya ingin menjadi dokter, guru, pengusaha dan lain – lain. Kalau pertanyaan
seperti itu diajukan sekarang, apakah jawaban kalian ?
Sebagian siswa seusia kalian lebih
sering berpikir panjang dulu baru menjawab, itupun dengan ragu dan malu, saya
bercita – cita sebagai .............
Bahkan ada diantara kalian yang tidak berani menyebutkan cita – cita.
Namun ada yang secara mantap dapat menjelaskan tentang cita – cita.
Mana yang lebih baik, tidak memiliki cita
– cita. Ragu dan malu dalam mengungkap
cita - cita. Atau mantap dan
pasti memiliki cita – cita ?
Cita - cita bukanlah sekedar perwujudan harapan masa
kecil, cita-cita adalah bagian dari
perkembangan karier manusia. Cita - cita bukanlah hanya khayalan anak - anak
tentang masa depan. Cita - cita sering disebut dengan impian. Impian yang ingin
dicapai dimasa datang. Semakin besar impian atau cita - cita, makin besar pula
motivasi atau semangat untuk meraih. Dengan kata lain cita - cita harus memberi dampak yang besar, yakni berkobarnya semangat untuk berjuang melawan
kesulitan yang datang. Bila cita - cita tidak
memberikan dampak emosional berupa terpompanya semangat mencapai dan menggapai,
maka cita-cita akan berubah menjadi
sekedar khayalan belaka.
Kita wajib
memiliki cita - cita. Bahkan Ustadz,
guru, orang tua dan tokoh masyarakat atau tokoh agama memberi nasihat
pada kita agar jangan pelit dengan cita - cita. Bercita-citalah sebanyak - banyaknya. Jangan hanya satu atau dua cita - cita. Ada pesan gantungkan harapan kalian setinggi langit, dan kejarlah. Jika kalian
tidak menggapai matahari, kalian akan tersangkut di pepohonan atau di atas
gunung yang tinggi, atau bahkan mencapai bintang.
Memiliki cita - cita adalah wajib bagi manusia, bagaimana seharusnya
kita menentukan cita-cita? Apakah masih
sama seperti anak TK/SD yang ditanya oleh
gurunya tentang cita - cita? Tentu saja harus berbeda. Anak kecil sering kali
menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah besar, misalnya ingin menjadi
dokter, petani, pilot pesawat, guru, tentara, dan lain-lain. Mereka juga senang
bermain peran, misalnya bermain dokter-dokteran, penokohan figur idola, guru,polisi,artis terkenal dan lain-lain
sesuai berbagai peran yang dilihat di lingkungannya. Jabatan atau pekerjaan yang mereka inginkan atau
perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dari
TV, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah melintas dalam
kehidupan anak. Maka tidak mengherankan jika pekerjaan ataupun jabatan yang
mereka sebut masih asal sebut saja.
Kalian kini telah memiliki wawasan
dan pemahaman yang lebih baik
tentang keadaan kalian baik kelebihan maupun kekurangannya. Kalian telah
melihat begitu banyak pekerjaan di sekitar kita dengan
berbagai syarat tertentu
untuk meraih baik mensyaratkan keadaan fisik tertentu, seperti tinggi
badan, kondisi badan, dan lain - lain.
Kenyataan sehari-hari, kita menjumpai
bahwa ada persyaratan-persyaratan untuk memasuki dunia pekerjaaan tertentu. Misalnya, syarat untuk
menjadi Tentara Nasional Indonesia, adalah tinggi badan 160 cm, tidak buta
warna, ijazah minimal dari
SMA/sederajat, dan lainnya.
Ini berarti orang yang tidak memiliki seluruh syarat itu tidak bisa mendaftar
bekerja menjadi TNI. Orang yang tingginya hanya 150 cm, tentu tidak tepat
bercita - cita menjadi tentara. Orang yang cedal
jangan bercita - cita menjadi guru atau penyiar.
Namun demikian, bukan berarti bahwa kita
membatasi cita - cita. Kita tidak membatasi cita - cita, tetapi memilih cita -
cita yang sesuai dengan keadaan atau kondisi kita. Baik kondisi fisik maupun
mental. Kini kewajiban kalian adalah memahami kondisi atau keadaan fisik dan
mental diri untuk dijadikan pertimbangan dalam menentukan cita- cita. Bagaimana
kondisi fisik kalian? Apakah kondisi fisik itu merupakan kondisi yang permanen?
Ataukah kondisi itu bisa berubah dimasa mendatang, baik dengan pengobatan
maupun dengan usaha lain? Kondisi mental
juga sangat berpengaruh dalam menentukan suatu pekerjaan masa depan, seperti
minat,bakat, perasaan, keingingan, keberanian berbicara, gagap dalam berbicara,
perasaan jijik terhadap sesuatu, dan lain - lain.
Kondisi fisik atau mental yang
kalian miliki sekarang adalah sesuatu yang patut kalian syukuri. Itulah karunia
Allah SWT yang wajib dikembangkan. Keadaan yang mungkin dipandang sebagai kekurangan bisa jadi merupakan sesuatu yang
bisa dikembangkan menjadi kelebihan. Coba kalian lihat di televisi, banyak
sekali bintang sinetron, pelawak, yang menurut pandangan umum begitu sempurna.
Kita kemudian memiliki standar penilaian, orang yang sempurna.
Coba kita lihat lebih teliti lagi,
diantara bintang bintang yang sering muncul di televisi, ada yang sebenarnya secara fisik tidak sempurna.
Ada yang tubuhnya kecil, ada yang kulitnya hitam legam, ada yang tubuhnya
tambun, ada yang mukanya tongos
seperti Thukul Arwana. Dalam kehidupan sehari - hari juga banyak contoh, orang
yang menurut penilaian umum memiliki banyak kekurangan ternyata bisa sukses
pada kehidupannya.
Alangkah baiknya bila kita tahu
persis, memahami tentang diri kita baik fisik maupun mental, baik kelebihan
maupun kekurangannya. Kita menerima dengan lapang hati keadaan atau kondisi
itu, dan berusaha memanfaatkan kondisi tersebut untuk bekal menggapai cita -
cita atau. Bagaimanakah cara menilai
keadaan agar dapat diperbaiki ? Dalam kehidupan ini tidak pernah ada yang
sempurna, setiap orang pasti banyak kelemahan- kelemahan tetapi jangan pernah
lupa dibalik kelemahan- kelemahan masih tersisa kebaikan- kebaikan. Mengembangkan kelemahan- kelemahan pada
seseorang untuk menjadi kelebihan- kelebihan bukan sesuatu yang mudah
dikerjakan, namun bisa dilakukan dengan ketekunan, kesabaran dan kerja keras.
Sebab tanpa ketekunan, kesabaran dan kerja keras mustahil kelemahan akan
menjadi keunggulan atau potensi diri.
Cara menggapai cita-cita sebagai
berikut :
1.
Jaga dan tumbuhkan cita-cita Anda
dengan cara tidak merasa puas setelah Anda mendapatkan sedikit kenikmatan,
namun tetap menjaga dan mengembangkan apa yang telah Anda dapatkan
2.
Kembangkan kepribadian Anda untuk
menjadi yang lebih baik lagi, orang yang sukses adalah orang yang mau dan
berusaha untuk menjaga kepribadian yang baik, dan mau untuk mengembangkannya
sampai dirinya benar-benar telah mampu untuk mewujudkan cita-citanya
3.
Berfikir maju. Banyak orang yang
merasa bahwa dirinya adalah yang terbaik diantara yang lain, perspektif semacam
itu harus dihilangkan. Kuatkan keyakinan Anda dan selalu berhati-hati
4.
Kembangkan kemampuan yang telah Anda
miliki sampai Anda benar benar tidak kuat untuk mengembangkannya
5.
Tingkatkan ilmu pengetahuan yang
Anda kuasai. Ilmu pengetahuan sangat penting dalam proses untuk menggapai
cita-cita, maka dari itu tingkatkan ilmu pengetahuan Anda agar cita-cita yang
Anda inginkan bisa terwujud
6.
Sukai cita-cita yang akan Anda raih.
Dengan begitu, Anda akan meraih kebahagian dan cita-cita yang Anda impikan
7.
Tidak menyerah dan selalu mencoba
8.
Menatap kedepan untuk lebih baik dan
menjadikan sejarah serta kegagalan sebagai pelajaran untuk menuju kesuksesan
9. Berdo’a
Lembar Kerja Pesrta Didik
1. 1. Apa yang sudah anda ketahui tentang cita - cita?
2h 2. Apa kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri anda?
3 3. Apa yang anda lakukan dalam mengatasi kekurangan diri anda?
2. 4. Hambatan-hambatan
apa sajakah yang mungkin timbul dalam meraih cita – cita ?
3. 5. Apa
yang bisa anda lakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar