Senin, 23 September 2024

prilaku sosial remaja

 

Kelas / Semester

Kelas VIII/Ganjil -  2024/2025

Bidang

Pribadi

Topik / Tema

Norma dan Etika perilaku sosial bagi remaja

Waktu Layanan

2 X Pertemuan 40 Menit

Aspek Perkembangan

Landasan Perilaku Etis

Capaian Layanan

Meyakini pentingnya norma dan etika perilaku sosial bagi remaja pada kehidupan bermasyarakat

Fase

D

Materi Layanan

Norma dan Etika perilaku sosial bagi remaja


Materi : Etika perilaku sosial bagi remaja

assalamualaikum wr.wb.

sebelum melihat tayangan video dan membaca pembahasan materi tetang pentngnya norma dan etika periaku sosila bagi remaja pada kehidupan bermasyarakat.




Etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok untuk mengatur perilaku. Seseorang akan dikatakan baik jika etika dan perilakunya baik, dan sebaliknya. Anak yang mempunyai etika yang baik merupakan dambaan setiap orang tua. Karena itu para orang tua mengajarkan hal-hal yang baik untuk si buah hati. Pendidikan dasar pertama sekali sepatutnya didapat oleh para anak di rumah dari kedua orang tua. Para orang tua tentu rela berjuang dan berkorban siang dan malam untuk mengasuh, memelihara, melindungi, dan mendidik anaknya. Sekalipun manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah dengan kondisi yang suci, murni, dan bersih tanpa mempunyai dosa, dalam perjalanan hidupnya akan muncul berbagai tantangan dan kendala untuk mempertahankan kondisi ini.

Tahapan Pertumbuhan

Tahapan pertumbuhan seorang anak dimulai dari masa Bayi Baru Lahir ( newborn ) yaitu usia sejak dilahirkan sampai usia satu bulan. Tahapan berikutnya adalah periode Bayi yaitu masa dari usia satu sampai dua belas bulan. Dilanjutkan periode Batita yaitu usia satu sampai dibawah tiga tahun, Balita yaitu usia tiga sampai dibawah lima tahun dan Anak-anak yaitu periode usia yang telah mencapai enam hingga dua belas tahun ketika mereka sudah mulai mengenyam pendidikan di sekolah. Pada usia sekolah (usia SD) ini, anak-anak cenderung dapat memecahkan masalahnya sendiri. Mereka sudah cukup berpengalaman menghadapi dunia luar yang penuh dengan rintangan dan rintangan dan belajar dari lingkungannya tersebut.

Anak-anak pada usia ini telah mampu mengolaborasikan pendidikan dari rumah dengan ilmu baru dari lingkungan sekitar. Mereka banyak sekali mengadopsi perilaku orang-orang di sekitar. Bahkan mereka cenderung membawa pulang ke rumah “pelajaran” yang mereka dapatkan di lingkungan mereka baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Selain di lingkungan tepat tinggalnya, Sekolah juga merupakan rumah kedua bagi anak-anak dalam usia ini. Mereka mendapatkan banyak teman baru, guru baru, dan suasana baru di sekolah. Mereka mengenali berbagai macam teman dengan karakter yang berbeda-beda. Hal ini tentunya terus memperkaya khazanah keilmuan dan pengalaman para anak manusia ini.

Tahap perkembangan Remaja dimulai ketika anak berusia tiga belas sampai dengan lima belas tahun (usia anak SMP). Pada tahapan ini, anak-anak bersifat labil baik pikiran, tindakan maupun emosinya. Mereka susah ditebak. Kadang-kadang secara tiba-tiba mereka berpikir dan berpikir layaknya orang dewasa, namun di waktu lain mereka bisa juga meraung-raung dan mengungkapkan emosi secara spontan dan tak terkendali layaknya sikap anak kecil pada tahap batita. Pada usia ini, mereka sedang mencari jati diri yang sebenarnya. Mereka sedang mencari dan membutuhkan tempat berlabuh layaknya sebuah kapal laut yang sedang bingung terombang-ambing di lautan badai emosi sehingga mendambakan sebuah pelabuhan untuk berlabuh agar bisa menenangkan diri. Jika salah diasuh, maka anak dalam usia ini beresiko akan salah jalan dalam proses dewasa mereka nantinya.

Etika dan Sekolah

Terlihat jelas bahwa seorang anak yang mempunyai etika yang baik, akan disenangi dan disayangi oleh orang lain bahkan mempunyai teman yang banyak. Sedangkan anak yang mempunyi etika yang buruk, cenderung akan dijauhi dan hanya akan mendapatkan teman yang berperilaku sama dengan dirinya sendiri. Selanjutnya, mereka cenderung akan menginginkan hal-hal eksklusif dan hanya bergaul dengan golongan tertentu; yaitu anak-anak yang mempunyai kelakuan yang identik dan kebiasaan yang sama. Hal ini tentu akan membuat mereka semakin terpapar hal-hal yang kurang baik dari lingkungan tersebut. Jika sudah demikian, maka harapan untuk bisa mengasuhnya sesuai dengan norma yang diinginkan akan semakin sulit.

Ditambah lagi dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, selain di dunia nyata, anak mempunyai teman lain di dunia maya. Mereka dapat diketahui berkomunikasi lebih leluasa tanpa oleh orang-orang di sekitarnya. Kontrol sosial di dunia maya bisa dikatakan tidak ada. Terlebih lagi, mereka ditakutkan terpapar dengan hal-hal yang lebih buruk jika pergaulan di dunia mayanya semakin luas dan eksklusif. Seterusnya, karena sudah terlena di dunia maya, anak mempunyai kesulitan tertentu dalam berkomunikasi dengan orang lain secara nyata yang notabenenya lebih terkontrol. Anak akan lebih nyaman dengan teman dan dunia mayanya yang tanpa aturan sehingga ia terus terjerumus di dunia tanpa batas tersebut. Situasi yang ditentukan akan sangat mempengaruhi perkembangan karakter dan sikap seorang anak.

Hal ini menjadi tantangan bagi semua kalangan masyarakat, baik orang tua di rumah, guru di sekolah, maupun orang-orang di lingkungan sekitar. Tugas kita bersama untuk membentuk anak-anak kita menjadi seorang generasi penerus bangsa yang hebat, cerdas, dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan impian ini tentunya bukanlah perkara yang mudah. Perlu adanya kerjasama yang baik, khususnya antara orang tua dan guru di sekolah. Kedua pihak diharapkan saling berkoordinasi melaporkan dan memperbincangkan perkembangan anak-anak. Selain itu, orang tua dan guru juga dapat memberikan keteladanan yang mulia kepada anak, karena sosok dan tingkah laku mereka akan diikuti, ditiru dan digugu oleh anak. Guru dan sekolah merupakan mitra penting bagi orang tua dan masyarakat dalam mendidik anak.

Akhirnya, sebagai orang tua, janganlah enggan dan sungkan untuk berkoordinasi dan berkolaborasi terkait perkembangan apa saja dari para anak. Sesering mungkin orangtua patut menyediakan waktu untuk menghubungi guru di sekolah, agar komunikasi dua arah dapat terbangun dan terjalin dengan baik. Jika hal ini bisa terwujud dalam jangka panjang, maka impian akan keberhasilan seorang anak dapat tercapai, tentunya diiringi dengan kebaikan dan pancaran akhlaqul karimah . Wallahu a'lam.

evalasi ;

1. apa yang anda pahami tentang norma dan etika?

2. mengapa norma dan etika itu penting dalam perilaku remaja?

3. berikan contoh dan manfa'at  perilaku yang beretika oleh remaja?

cita-cita karirku

 

Topik / Tema Layanan

:

Cita-cita karirku

 

Aspek  Perkembangan

:

Wawasan dan Kesiapan Karier

 

Capaian Layanan

:

Peserta didik mampu menentukan pilihan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan kemampuan diri seperti memiliki keyakinan tujuan hidup dan cita-cita, merencanakan strategi pengembangan diri, serta membiasakan gemar membaca untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

 

Kelas/Semester 

:

VII/Ganjil

Dimensi PPP

:

Mandiri, Gotong Royong.

 Fase

:

 D

Alokasi waktu

:

1 X 40 Menit

Materi





CITA-CITA KARIRKU

 

Barangkali sewaktu masih kecil kalian ditanya oleh bapak atau ibu, apa cita -  citamu bila sudah besar? Mungkin secara spontan jawaban polos kalian adalah : saya ingin menjadi dokter, guru, pengusaha dan lain – lain. Kalau pertanyaan seperti itu diajukan sekarang, apakah jawaban kalian ?

Sebagian siswa seusia kalian lebih sering berpikir panjang dulu baru menjawab, itupun dengan ragu dan  malu, saya bercita – cita sebagai .............  Bahkan ada diantara kalian yang tidak berani menyebutkan cita – cita. Namun  ada yang secara  mantap dapat menjelaskan tentang cita – cita. Mana yang lebih baik,  tidak memiliki cita – cita. Ragu dan malu dalam mengungkap   cita - cita.  Atau mantap dan pasti memiliki  cita – cita ?  

Cita - cita  bukanlah sekedar perwujudan harapan masa kecil, cita-cita  adalah bagian dari perkembangan karier manusia. Cita - cita bukanlah hanya khayalan anak - anak tentang masa depan. Cita - cita sering disebut dengan impian. Impian yang ingin dicapai dimasa datang. Semakin besar impian atau cita - cita, makin besar pula motivasi atau semangat untuk meraih. Dengan kata lain cita - cita  harus memberi dampak yang besar, yakni  berkobarnya semangat untuk berjuang melawan kesulitan yang datang. Bila cita - cita  tidak memberikan dampak emosional berupa terpompanya semangat mencapai dan menggapai, maka cita-cita  akan berubah menjadi sekedar khayalan belaka.

Kita wajib memiliki  cita - cita. Bahkan Ustadz, guru, orang tua dan tokoh masyarakat atau tokoh agama  memberi nasihat pada kita agar jangan pelit dengan cita cita. Bercita-citalah sebanyak - banyaknya. Jangan hanya satu atau dua cita - cita. Ada pesan gantungkan harapan kalian setinggi langit, dan kejarlah. Jika kalian tidak menggapai matahari, kalian akan tersangkut di pepohonan atau di atas gunung yang tinggi, atau bahkan mencapai bintang.

Memiliki cita - cita adalah wajib bagi manusia, bagaimana seharusnya kita menentukan  cita-cita? Apakah masih sama seperti anak TK/SD  yang ditanya oleh gurunya tentang cita - cita? Tentu saja harus berbeda. Anak kecil sering kali menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah besar, misalnya ingin menjadi dokter, petani, pilot pesawat, guru, tentara, dan lain-lain. Mereka juga senang bermain peran, misalnya bermain dokter-dokteran,  penokohan figur idola,  guru,polisi,artis terkenal dan lain-lain sesuai berbagai peran yang dilihat di lingkungannya. Jabatan atau pekerjaan yang mereka inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dari TV, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah melintas dalam kehidupan anak. Maka tidak mengherankan jika pekerjaan ataupun jabatan yang mereka sebut masih asal sebut saja.

Kalian kini telah memiliki wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang keadaan kalian baik kelebihan maupun kekurangannya. Kalian telah melihat begitu banyak pekerjaan di sekitar kita dengan berbagai syarat tertentu untuk meraih baik mensyaratkan keadaan fisik tertentu, seperti tinggi badan, kondisi badan, dan lain lain.

 Kenyataan sehari-hari, kita menjumpai  bahwa ada persyaratan-persyaratan untuk memasuki dunia pekerjaaan tertentu. Misalnya, syarat untuk menjadi Tentara Nasional Indonesia, adalah tinggi badan 160 cm, tidak buta warna, ijazah minimal dari SMA/sederajat, dan lainnya. Ini berarti orang yang tidak memiliki seluruh syarat itu tidak bisa mendaftar bekerja menjadi TNI. Orang yang tingginya hanya 150 cm, tentu tidak tepat bercita - cita menjadi tentara. Orang yang cedal jangan bercita - cita menjadi guru atau penyiar.

 Namun demikian, bukan berarti bahwa kita membatasi cita - cita. Kita tidak membatasi cita - cita, tetapi memilih cita - cita yang sesuai dengan keadaan atau kondisi kita. Baik kondisi fisik maupun mental. Kini kewajiban kalian adalah memahami kondisi atau keadaan fisik dan mental diri untuk dijadikan pertimbangan dalam menentukan cita- cita. Bagaimana kondisi fisik kalian? Apakah kondisi fisik itu merupakan kondisi yang permanen? Ataukah kondisi itu bisa berubah dimasa mendatang, baik dengan pengobatan maupun dengan  usaha lain? Kondisi mental juga sangat berpengaruh dalam menentukan suatu pekerjaan masa depan, seperti minat,bakat, perasaan, keingingan, keberanian berbicara, gagap dalam berbicara, perasaan jijik terhadap sesuatu, dan lain - lain.

Kondisi fisik atau mental yang kalian miliki sekarang adalah sesuatu yang patut kalian syukuri. Itulah karunia Allah SWT yang wajib dikembangkan. Keadaan yang mungkin dipandang sebagai  kekurangan bisa jadi merupakan sesuatu yang bisa dikembangkan menjadi kelebihan. Coba kalian lihat di televisi, banyak sekali bintang sinetron, pelawak, yang menurut pandangan umum begitu sempurna. Kita kemudian memiliki standar penilaian, orang yang sempurna.

Coba kita lihat lebih teliti lagi, diantara bintang bintang yang sering muncul di televisi, ada  yang sebenarnya secara fisik tidak sempurna. Ada yang tubuhnya kecil, ada yang kulitnya hitam legam, ada yang tubuhnya tambun, ada yang mukanya tongos seperti Thukul Arwana. Dalam kehidupan sehari - hari juga banyak contoh, orang yang menurut penilaian umum memiliki banyak kekurangan ternyata bisa sukses pada kehidupannya.

Alangkah baiknya bila kita tahu persis, memahami tentang diri kita baik fisik maupun mental, baik kelebihan maupun kekurangannya. Kita menerima dengan lapang hati keadaan atau kondisi itu, dan berusaha memanfaatkan kondisi tersebut untuk bekal menggapai cita - cita atau. Bagaimanakah cara  menilai keadaan agar dapat diperbaiki ? Dalam kehidupan ini tidak pernah ada yang sempurna, setiap orang pasti banyak kelemahan- kelemahan tetapi jangan pernah lupa dibalik kelemahan- kelemahan masih tersisa kebaikan- kebaikan.  Mengembangkan kelemahan- kelemahan pada seseorang untuk menjadi kelebihan- kelebihan bukan sesuatu yang mudah dikerjakan, namun bisa dilakukan dengan ketekunan, kesabaran dan kerja keras. Sebab tanpa ketekunan, kesabaran dan kerja keras mustahil kelemahan akan menjadi keunggulan atau potensi diri.

 

Cara menggapai cita-cita sebagai berikut :

1.      Jaga dan tumbuhkan cita-cita Anda dengan cara tidak merasa puas setelah Anda mendapatkan sedikit kenikmatan, namun tetap menjaga dan mengembangkan apa yang telah Anda dapatkan

2.      Kembangkan kepribadian Anda untuk menjadi yang lebih baik lagi, orang yang sukses adalah orang yang mau dan berusaha untuk menjaga kepribadian yang baik, dan mau untuk mengembangkannya sampai dirinya benar-benar telah mampu untuk mewujudkan cita-citanya

3.      Berfikir maju. Banyak orang yang merasa bahwa dirinya adalah yang terbaik diantara yang lain, perspektif semacam itu harus dihilangkan. Kuatkan keyakinan Anda dan selalu berhati-hati

4.      Kembangkan kemampuan yang telah Anda miliki sampai Anda benar benar tidak kuat untuk mengembangkannya

5.      Tingkatkan ilmu pengetahuan yang Anda kuasai. Ilmu pengetahuan sangat penting dalam proses untuk menggapai cita-cita, maka dari itu tingkatkan ilmu pengetahuan Anda agar cita-cita yang Anda inginkan bisa terwujud

6.      Sukai cita-cita yang akan Anda raih. Dengan begitu, Anda akan meraih kebahagian dan cita-cita yang Anda impikan

7.      Tidak menyerah dan selalu mencoba

8.      Menatap kedepan untuk lebih baik dan menjadikan sejarah serta kegagalan sebagai pelajaran untuk menuju kesuksesan

9.      Berdo’a


Lembar Kerja Pesrta Didik

1.      Apa yang sudah anda ketahui tentang cita - cita?

2.      Hambatan-hambatan apa sajakah yang mungkin timbul dalam meraih cita – cita ?

3.      Apa yang bisa anda lakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut?


Senin, 09 September 2024

Norma dan Etika perilaku sosial bagi remaja

 

Kelas / Semester

Kelas VIII/Ganjil -  2024/2025

Bidang

Pribadi

Topik / Tema

Norma dan Etika perilaku sosial bagi remaja

Waktu Layanan

2 X Pertemuan 40 Menit

Aspek Perkembangan

Landasan Perilaku Etis

Capaian Layanan

Meyakini pentingnya norma dan etika perilaku sosial bagi remaja pada kehidupan bermasyarakat

Fase

D

Materi Layanan

Norma dan Etika perilaku sosial bagi remaja


 Norma dan Etika perilaku sosial bagi remaja



Etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok untuk mengatur perilaku. Seseorang akan dikatakan baik jika etika dan perilakunya baik, dan sebaliknya. Anak yang mempunyai etika yang baik merupakan dambaan setiap orang tua. Karena itu para orang tua mengajarkan hal-hal yang baik untuk si buah hati. Pendidikan dasar pertama sekali sepatutnya didapat oleh para anak di rumah dari kedua orang tua. Para orang tua tentu rela berjuang dan berkorban siang dan malam untuk mengasuh, memelihara, melindungi, dan mendidik anaknya. Sekalipun manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah dengan kondisi yang suci, murni, dan bersih tanpa mempunyai dosa, dalam perjalanan hidupnya akan muncul berbagai tantangan dan kendala untuk mempertahankan kondisi ini.

Tahapan Pertumbuhan

Tahapan pertumbuhan seorang anak dimulai dari masa Bayi Baru Lahir ( newborn ) yaitu usia sejak dilahirkan sampai usia satu bulan. Tahapan berikutnya adalah periode Bayi yaitu masa dari usia satu sampai dua belas bulan. Dilanjutkan periode Batita yaitu usia satu sampai dibawah tiga tahun, Balita yaitu usia tiga sampai dibawah lima tahun dan Anak-anak yaitu periode usia yang telah mencapai enam hingga dua belas tahun ketika mereka sudah mulai mengenyam pendidikan di sekolah. Pada usia sekolah (usia SD) ini, anak-anak cenderung dapat memecahkan masalahnya sendiri. Mereka sudah cukup berpengalaman menghadapi dunia luar yang penuh dengan rintangan dan rintangan dan belajar dari lingkungannya tersebut.

Anak-anak pada usia ini telah mampu mengolaborasikan pendidikan dari rumah dengan ilmu baru dari lingkungan sekitar. Mereka banyak sekali mengadopsi perilaku orang-orang di sekitar. Bahkan mereka cenderung membawa pulang ke rumah “pelajaran” yang mereka dapatkan di lingkungan mereka baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Selain di lingkungan tepat tinggalnya, Sekolah juga merupakan rumah kedua bagi anak-anak dalam usia ini. Mereka mendapatkan banyak teman baru, guru baru, dan suasana baru di sekolah. Mereka mengenali berbagai macam teman dengan karakter yang berbeda-beda. Hal ini tentunya terus memperkaya khazanah keilmuan dan pengalaman para anak manusia ini.

Tahap perkembangan Remaja dimulai ketika anak berusia tiga belas sampai dengan lima belas tahun (usia anak SMP). Pada tahapan ini, anak-anak bersifat labil baik pikiran, tindakan maupun emosinya. Mereka susah ditebak. Kadang-kadang secara tiba-tiba mereka berpikir dan berpikir layaknya orang dewasa, namun di waktu lain mereka bisa juga meraung-raung dan mengungkapkan emosi secara spontan dan tak terkendali layaknya sikap anak kecil pada tahap batita. Pada usia ini, mereka sedang mencari jati diri yang sebenarnya. Mereka sedang mencari dan membutuhkan tempat berlabuh layaknya sebuah kapal laut yang sedang bingung terombang-ambing di lautan badai emosi sehingga mendambakan sebuah pelabuhan untuk berlabuh agar bisa menenangkan diri. Jika salah diasuh, maka anak dalam usia ini beresiko akan salah jalan dalam proses dewasa mereka nantinya.

Etika dan Sekolah

Terlihat jelas bahwa seorang anak yang mempunyai etika yang baik, akan disenangi dan disayangi oleh orang lain bahkan mempunyai teman yang banyak. Sedangkan anak yang mempunyi etika yang buruk, cenderung akan dijauhi dan hanya akan mendapatkan teman yang berperilaku sama dengan dirinya sendiri. Selanjutnya, mereka cenderung akan menginginkan hal-hal eksklusif dan hanya bergaul dengan golongan tertentu; yaitu anak-anak yang mempunyai kelakuan yang identik dan kebiasaan yang sama. Hal ini tentu akan membuat mereka semakin terpapar hal-hal yang kurang baik dari lingkungan tersebut. Jika sudah demikian, maka harapan untuk bisa mengasuhnya sesuai dengan norma yang diinginkan akan semakin sulit.

Ditambah lagi dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, selain di dunia nyata, anak mempunyai teman lain di dunia maya. Mereka dapat diketahui berkomunikasi lebih leluasa tanpa oleh orang-orang di sekitarnya. Kontrol sosial di dunia maya bisa dikatakan tidak ada. Terlebih lagi, mereka ditakutkan terpapar dengan hal-hal yang lebih buruk jika pergaulan di dunia mayanya semakin luas dan eksklusif. Seterusnya, karena sudah terlena di dunia maya, anak mempunyai kesulitan tertentu dalam berkomunikasi dengan orang lain secara nyata yang notabenenya lebih terkontrol. Anak akan lebih nyaman dengan teman dan dunia mayanya yang tanpa aturan sehingga ia terus terjerumus di dunia tanpa batas tersebut. Situasi yang ditentukan akan sangat mempengaruhi perkembangan karakter dan sikap seorang anak.

Hal ini menjadi tantangan bagi semua kalangan masyarakat, baik orang tua di rumah, guru di sekolah, maupun orang-orang di lingkungan sekitar. Tugas kita bersama untuk membentuk anak-anak kita menjadi seorang generasi penerus bangsa yang hebat, cerdas, dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan impian ini tentunya bukanlah perkara yang mudah. Perlu adanya kerjasama yang baik, khususnya antara orang tua dan guru di sekolah. Kedua pihak diharapkan saling berkoordinasi melaporkan dan memperbincangkan perkembangan anak-anak. Selain itu, orang tua dan guru juga dapat memberikan keteladanan yang mulia kepada anak, karena sosok dan tingkah laku mereka akan diikuti, ditiru dan digugu oleh anak. Guru dan sekolah merupakan mitra penting bagi orang tua dan masyarakat dalam mendidik anak.

Akhirnya, sebagai orang tua, janganlah enggan dan sungkan untuk berkoordinasi dan berkolaborasi terkait perkembangan apa saja dari para anak. Sesering mungkin orangtua patut menyediakan waktu untuk menghubungi guru di sekolah, agar komunikasi dua arah dapat terbangun dan terjalin dengan baik. Jika hal ini bisa terwujud dalam jangka panjang, maka impian akan keberhasilan seorang anak dapat tercapai, tentunya diiringi dengan kebaikan dan pancaran akhlaqul karimah . Wallahu a'lam.


Selasa, 03 September 2024

Cara Mengatur Waktu

 

Komponen                      

:

Layanan dasar

 

Bidang Layanan

:

Pribadi

 

Topik / Tema Layanan

:

Cara Mengatur Waktu

 

Aspek  Perkembangan

:

Pengembangan Pribadi

 

Capaian Layanan

:

Peserta didik mampu melakukan aktivitas keseharian untuk mengembangkan potensi dan hobi yang dimilikinya, memiliki sifat positif terhadap diri sendiri, mengenali kualitas dan minat diri, serta memiliki karakter kejujuran dan tanggung jawab.

 

Kelas/Semester 

:

VII/Ganjil

Dimensi PPP

:

Mandiri

 

 Fase

:

 D

Alokasi waktu

:

1 X 40 Menit



Assalamualaikum wr,wb.
semoga kita semua dalam keadaan sehat dan dapat memanfaatkan waktu dengan  sebaik-baiknya
agar masa muda kita untuk belajar tidak tersia-siakan.

CARA MENGATUR WAKTU


 

Mengatur Kegiatan Sehari-hari

Adalah sangat disayangkan apabila waktu yang kita miliki terbuang percuma. Apalagi bagi anak-anak dalam usia remaja, karena banyak hal yang dilakukan dalam menggali sebanyak mungkin potensi yang dimiliki sehingga kelak berguna bagi kesejahteraan hidup dimasa mendatang. Namun banyak remaja yang tidak tahu bagaimana memanfaatkan waktu seefektif mungkin. Terbukti masih banyak anak yang terihat melakukan kegiatan-kegiatan yang semestinya tidak perlu dilakukan.Yakni kegiatan yang berbau iseng yang menunjukkan ketidak tahuan mereka cara menggunakan waktu luang secara tepat. Untuk dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara tepat, maka perlu adanya jadwal kegiatan yang disusun sehingga apa yang dilakukan tidak tanpa tujuan. Pada hakekatnya kegiatan anak-anak dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

1.    Kegiatan rumah

2.    Kegiatan sekolah

3.    Kegiatan sosial

Kegiatan rumah mencakup mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kewajiban anak sebagai anggota keluarga, membantu kesibukan orang tua di rumah, antara lain : memberesi pekerjaan rumah tangga sehingga dapat meringankan kesibukan orang tua sekaligus menunjukkan darma bakti kita terhadap orang tua. Namun yang perlu diinggat disini bahwa, jangan sampai kegiatan membantu pekerjaan orang tua ini menyita waktu dan tenaga anak sehingga menyebabkan kegiatan lain yang semestinya diselesaikan anak menjadi terganggu. Kegiatan sekolah mencakup 2 hal yaitu :

a.    Kegiatan intra kurikuler, yaitu kegiatan belajar mengajar

b.    Kegiatan ekstra kurikuler, yaitu kegiatan sekolah yang berkaitan dengan pengembangan dan minat anak terhadap bidang ketrampilan tertentu, misalnya : bidang kesenian, kepramukaan, dan sebagainya.

Disamping dua kegiatan tersebut masih terdapat satu kegiatan sekolah yang harus diselesaikan oleh anak diluar jam pelajaran yakni berupa penyelesaian tugas-tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran tertentu, misalnya: pemberian tugas pekerjaan rumah (PR).

Kegiatan sosial mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pribadi anak sebagai mahluk sosial. Kegiatan ini antara lain meliputi pergaulan anak dengan teman-temannya.

Kegiatan-kegiatan tersebut perlu dijaga kelangsungannya dan jangan sampai antara kegiatan yang satu mengganggu kegiatan yang lain sehingga semuanya bisa saling mendukung mewujudkan satu keberhasilan anak, baik dalam status sebagai siswa maupun sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Karena anak masih dalam status sebagai siswa yang tugas pokoknya belajar ( menimba ilmu ) demi persiapan masa depannya, maka kegiatan utama yang perlu diselesaikan dan memperoleh perhatian yang paling besar adalah meyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan sekolah. Dengan demikian dalam pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari pembagian porsi waktu terbanyak adalah menyelesaikan kegiatan sekolah.  Sebagai contoh jadwal kegiatan anak adalah sebagai  berikut :

 

WAKTU

KEGIATAN

04.00

 

05.30- 06.00

06.00- 06.30

07.00- 13.30

13.30- 15.30

15.30- 17.00

17.00- 18.30

19.00- 21.00

21.00- 04.00

Bangun pagi, menunaikan sholat subuh dilanjutkan dengan membantu pekerjaan orang tua.

murojaah hafalan atau menambah hafalan baru

Berolah raga

Persiapan berangkat sekolah

Melakukan kegiatan belajar di sekolah

Istirahat siang

Kegiatan ekstra kurikuler di sekolah atau kegiatan karang taruna

Kegiatan membantu orang tua 

Belajar

Tidur

 

Mengatur Waktu Belajar

Jadwal kegiatan tersebut berlangsung selama hari masuk sedangkan pada saat libur kegiatan sekolah bisa diganti dengan kegiatan rekreasi atau membantu orang tua menurut keadaan. Apabila jadwal kegiatan yang telah disusun tersebut ditaati pelaksanaannya secara disiplin maka kecil kemungkinan bagi anak melakukan kegiatan iseng yang hanya menimbulkan keresahan.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan utama bagi seorang belajar. Untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi harus didukung dengan kegiatan belajar yang rutin dengan frekuensi yang tetap. Hukum Jost mengemukakan bahwa belajar empat hari masing-masing satu jam lebih efektif dari pada 4 jam dalam 1 hari. Hal ini mengisaratkan kepada kita bahwa bukan masalah banyaknya waktu belajar yang kita perlukan untuk meraih hasil yang maksimal melainkan keajegan dalam belajar yang dibutuhkan dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu, perlu kiranya menyiasati bagaimana mengatur waktu belajar sebaik mungkin agar diperoleh hasil belajar yang maksimal.

Pemilihan waktu belajar yang tidak tepat hanya akan menghasilkan kelelahan tanpa dapat menghasilkan prestasi yang diharapkan. Sebagai contoh, apabila kita memilih waktu belajar sehabis menonton acara televisi, misalnya maka kecenderungan mata menjadi lelah dan cepat mengantuk, karena penglihatan telah terforsir pada saat menonton televisi akan semakin tersiksa saat harus membaaa buku pelajaran. Belum masalah kesan yang diperoleh dari isi tayangan televisi yang tidak mustahil akan lebih berkesan dan berpengaruh pada kejiwaan si anak sehingga menghambat daya serap anak pada isi pelajaran yang dibacanya.

Belajar memerlukan suasana yang mendukung, antara lain badan yang segar, udara yang tidak terlalu panas, lingkungan yang tidak terlalu bising serta suasana hati yang tenang. Tidak mungkin seorang anak bisa belajar dengan baik apabila masih terdapat tugas dari orang tua atau dari pihak lain yang dipercayakan kepadanya dan tugas tersebut belum terselesaikan. Demkian pula keadaan ruangan serta lingkungan yang hiruk pikuk akan menyulitkan anak berkonsentrasi pada materi yang dipelajari.

Ada beberapa contoh untuk dapat memilih waktu belajar yang baik antara lain :

-          Seusai tidur siang sekitar jam 16.00 sampai jam 17.00

-          Seusai subuh sekitar jam 04.30 sampai jam 05.30

-          Seusai makan malam sekitar jam 19.00 sampai jam 20.00

 

Waktu belajar yang efisien antara lain 1 sampai  2 jam. Apabila ingin menambah jam belajar maka harus ada rentang waktu istirahat untuk mengendorkan saraf otak yang terlalu tegang sehingga saat meneruskan belajar tubuh terasa segar kembali.

 

Berikut ini kiat-kiat mengatur waktu yang ditulis leh Heanne Shay Schummm dalam buku bejudual Sekolah? Siapa Takut ? berikut ini :

1.    Tetapkan Prioritas !

Kalau banyak yang harus dikerjakan, buatlah daftar apa yang harus dan akan dikerjakan. Lalu, urutkan setiap tugas dalam urutan 1,2,3 dan seterusnya menurut tingkat urgensi.

2.    Jangan Membenani diri dengan jadwal yang berlebihan !

Lakukanlah perubahan untuk mencapai prestasi secara bertahap. Kalau terlalu banyak yang harus kita lakukan, kita dapat menjadi bingung dengan jadwal tersebut.

3.    Luangkah waktu untuk membiasakan diri menjadi teratur !

Menjadi teratur membutuhkan pembiasaan yang cukup lama.

2.    Luangkan waktu untuk refreshing !

Waktu untuk penyegaran membantu Anda agar tetap sehat secara mental dan fisik.

3.    Jangan Menunda-nunda !

 

Banyak orang menunda-nunda karena suatu alasan. Mungkin tugas yang mereka hadapi terlalu sulit atau pekerjaan tersebut membuat stress. Apapun penyebabnya, menunda-nunda bisa menjadi kebiasaan buruk.


Evaluasi ;
1. Buatlah rencana kegiatan harianmu ?
2. Buatlah rencana waktu belajarmu ?

kesimpulan;
Alloh SWT, telah banyak mengingatkan manusia tentang waktu agar kita bisa memanfaatkannya dengan baik karena akan menanggung kerugian yang diakibatkannya.
alwaktu kassyaif / waktu bagaikan pedang!
apabila kamu tidak bisa menggunakannya dengan baik 
maka dia pedang akan melukaimu!

MENGHARGAI PERBEDAAN DAN KEBERAGAMAN

    Materi /Topik Bahasan                              :     Menghargai perbedaan dan keberagama.    Bidang B imbingan                      ...