Senin, 23 September 2024

cita-cita karirku

 

Topik / Tema Layanan

:

Cita-cita karirku

 

Aspek  Perkembangan

:

Wawasan dan Kesiapan Karier

 

Capaian Layanan

:

Peserta didik mampu menentukan pilihan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan kemampuan diri seperti memiliki keyakinan tujuan hidup dan cita-cita, merencanakan strategi pengembangan diri, serta membiasakan gemar membaca untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

 

Kelas/Semester 

:

VII/Ganjil

Dimensi PPP

:

Mandiri, Gotong Royong.

 Fase

:

 D

Alokasi waktu

:

1 X 40 Menit

Materi





CITA-CITA KARIRKU

 

Barangkali sewaktu masih kecil kalian ditanya oleh bapak atau ibu, apa cita -  citamu bila sudah besar? Mungkin secara spontan jawaban polos kalian adalah : saya ingin menjadi dokter, guru, pengusaha dan lain – lain. Kalau pertanyaan seperti itu diajukan sekarang, apakah jawaban kalian ?

Sebagian siswa seusia kalian lebih sering berpikir panjang dulu baru menjawab, itupun dengan ragu dan  malu, saya bercita – cita sebagai .............  Bahkan ada diantara kalian yang tidak berani menyebutkan cita – cita. Namun  ada yang secara  mantap dapat menjelaskan tentang cita – cita. Mana yang lebih baik,  tidak memiliki cita – cita. Ragu dan malu dalam mengungkap   cita - cita.  Atau mantap dan pasti memiliki  cita – cita ?  

Cita - cita  bukanlah sekedar perwujudan harapan masa kecil, cita-cita  adalah bagian dari perkembangan karier manusia. Cita - cita bukanlah hanya khayalan anak - anak tentang masa depan. Cita - cita sering disebut dengan impian. Impian yang ingin dicapai dimasa datang. Semakin besar impian atau cita - cita, makin besar pula motivasi atau semangat untuk meraih. Dengan kata lain cita - cita  harus memberi dampak yang besar, yakni  berkobarnya semangat untuk berjuang melawan kesulitan yang datang. Bila cita - cita  tidak memberikan dampak emosional berupa terpompanya semangat mencapai dan menggapai, maka cita-cita  akan berubah menjadi sekedar khayalan belaka.

Kita wajib memiliki  cita - cita. Bahkan Ustadz, guru, orang tua dan tokoh masyarakat atau tokoh agama  memberi nasihat pada kita agar jangan pelit dengan cita cita. Bercita-citalah sebanyak - banyaknya. Jangan hanya satu atau dua cita - cita. Ada pesan gantungkan harapan kalian setinggi langit, dan kejarlah. Jika kalian tidak menggapai matahari, kalian akan tersangkut di pepohonan atau di atas gunung yang tinggi, atau bahkan mencapai bintang.

Memiliki cita - cita adalah wajib bagi manusia, bagaimana seharusnya kita menentukan  cita-cita? Apakah masih sama seperti anak TK/SD  yang ditanya oleh gurunya tentang cita - cita? Tentu saja harus berbeda. Anak kecil sering kali menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah besar, misalnya ingin menjadi dokter, petani, pilot pesawat, guru, tentara, dan lain-lain. Mereka juga senang bermain peran, misalnya bermain dokter-dokteran,  penokohan figur idola,  guru,polisi,artis terkenal dan lain-lain sesuai berbagai peran yang dilihat di lingkungannya. Jabatan atau pekerjaan yang mereka inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dari TV, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah melintas dalam kehidupan anak. Maka tidak mengherankan jika pekerjaan ataupun jabatan yang mereka sebut masih asal sebut saja.

Kalian kini telah memiliki wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang keadaan kalian baik kelebihan maupun kekurangannya. Kalian telah melihat begitu banyak pekerjaan di sekitar kita dengan berbagai syarat tertentu untuk meraih baik mensyaratkan keadaan fisik tertentu, seperti tinggi badan, kondisi badan, dan lain lain.

 Kenyataan sehari-hari, kita menjumpai  bahwa ada persyaratan-persyaratan untuk memasuki dunia pekerjaaan tertentu. Misalnya, syarat untuk menjadi Tentara Nasional Indonesia, adalah tinggi badan 160 cm, tidak buta warna, ijazah minimal dari SMA/sederajat, dan lainnya. Ini berarti orang yang tidak memiliki seluruh syarat itu tidak bisa mendaftar bekerja menjadi TNI. Orang yang tingginya hanya 150 cm, tentu tidak tepat bercita - cita menjadi tentara. Orang yang cedal jangan bercita - cita menjadi guru atau penyiar.

 Namun demikian, bukan berarti bahwa kita membatasi cita - cita. Kita tidak membatasi cita - cita, tetapi memilih cita - cita yang sesuai dengan keadaan atau kondisi kita. Baik kondisi fisik maupun mental. Kini kewajiban kalian adalah memahami kondisi atau keadaan fisik dan mental diri untuk dijadikan pertimbangan dalam menentukan cita- cita. Bagaimana kondisi fisik kalian? Apakah kondisi fisik itu merupakan kondisi yang permanen? Ataukah kondisi itu bisa berubah dimasa mendatang, baik dengan pengobatan maupun dengan  usaha lain? Kondisi mental juga sangat berpengaruh dalam menentukan suatu pekerjaan masa depan, seperti minat,bakat, perasaan, keingingan, keberanian berbicara, gagap dalam berbicara, perasaan jijik terhadap sesuatu, dan lain - lain.

Kondisi fisik atau mental yang kalian miliki sekarang adalah sesuatu yang patut kalian syukuri. Itulah karunia Allah SWT yang wajib dikembangkan. Keadaan yang mungkin dipandang sebagai  kekurangan bisa jadi merupakan sesuatu yang bisa dikembangkan menjadi kelebihan. Coba kalian lihat di televisi, banyak sekali bintang sinetron, pelawak, yang menurut pandangan umum begitu sempurna. Kita kemudian memiliki standar penilaian, orang yang sempurna.

Coba kita lihat lebih teliti lagi, diantara bintang bintang yang sering muncul di televisi, ada  yang sebenarnya secara fisik tidak sempurna. Ada yang tubuhnya kecil, ada yang kulitnya hitam legam, ada yang tubuhnya tambun, ada yang mukanya tongos seperti Thukul Arwana. Dalam kehidupan sehari - hari juga banyak contoh, orang yang menurut penilaian umum memiliki banyak kekurangan ternyata bisa sukses pada kehidupannya.

Alangkah baiknya bila kita tahu persis, memahami tentang diri kita baik fisik maupun mental, baik kelebihan maupun kekurangannya. Kita menerima dengan lapang hati keadaan atau kondisi itu, dan berusaha memanfaatkan kondisi tersebut untuk bekal menggapai cita - cita atau. Bagaimanakah cara  menilai keadaan agar dapat diperbaiki ? Dalam kehidupan ini tidak pernah ada yang sempurna, setiap orang pasti banyak kelemahan- kelemahan tetapi jangan pernah lupa dibalik kelemahan- kelemahan masih tersisa kebaikan- kebaikan.  Mengembangkan kelemahan- kelemahan pada seseorang untuk menjadi kelebihan- kelebihan bukan sesuatu yang mudah dikerjakan, namun bisa dilakukan dengan ketekunan, kesabaran dan kerja keras. Sebab tanpa ketekunan, kesabaran dan kerja keras mustahil kelemahan akan menjadi keunggulan atau potensi diri.

 

Cara menggapai cita-cita sebagai berikut :

1.      Jaga dan tumbuhkan cita-cita Anda dengan cara tidak merasa puas setelah Anda mendapatkan sedikit kenikmatan, namun tetap menjaga dan mengembangkan apa yang telah Anda dapatkan

2.      Kembangkan kepribadian Anda untuk menjadi yang lebih baik lagi, orang yang sukses adalah orang yang mau dan berusaha untuk menjaga kepribadian yang baik, dan mau untuk mengembangkannya sampai dirinya benar-benar telah mampu untuk mewujudkan cita-citanya

3.      Berfikir maju. Banyak orang yang merasa bahwa dirinya adalah yang terbaik diantara yang lain, perspektif semacam itu harus dihilangkan. Kuatkan keyakinan Anda dan selalu berhati-hati

4.      Kembangkan kemampuan yang telah Anda miliki sampai Anda benar benar tidak kuat untuk mengembangkannya

5.      Tingkatkan ilmu pengetahuan yang Anda kuasai. Ilmu pengetahuan sangat penting dalam proses untuk menggapai cita-cita, maka dari itu tingkatkan ilmu pengetahuan Anda agar cita-cita yang Anda inginkan bisa terwujud

6.      Sukai cita-cita yang akan Anda raih. Dengan begitu, Anda akan meraih kebahagian dan cita-cita yang Anda impikan

7.      Tidak menyerah dan selalu mencoba

8.      Menatap kedepan untuk lebih baik dan menjadikan sejarah serta kegagalan sebagai pelajaran untuk menuju kesuksesan

9.      Berdo’a


Lembar Kerja Pesrta Didik

1.      Apa yang sudah anda ketahui tentang cita - cita?

2.      Hambatan-hambatan apa sajakah yang mungkin timbul dalam meraih cita – cita ?

3.      Apa yang bisa anda lakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGHARGAI PERBEDAAN DAN KEBERAGAMAN

    Materi /Topik Bahasan                              :     Menghargai perbedaan dan keberagama.    Bidang B imbingan                      ...