Tata Cara Sholat Dhuha, Niat, Doa dan Keutamaan
Sholat dhuha adalah salah satu sholat sunnah yang istimewa. Dalam sejumlah hadits shahih disebutkan berbagai keutamaannya. Bagaimana tata cara sholat dhuha, apa saja keutamaan dan bagaimana doanya?
Keutamaan Sholat Dhuha
Sholat dhuha memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai berikut:- Wasiat Rasulullah
Sholat dhuha diwasiatkan Rasulullah kepada Abu Hurairah untuk menjadi amal harian.“Kekasihku –Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa tiga hari setiap bulannya, melaksanakan sholat dhuha dua raka’at dan sholat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih).
- Sholat awwabin
Sholat dhuha adalah sholat awwabin, yakni sholatnya orang-orang yang taat. Merutinkan shalat dhuha menjadikan seseorang dicatat sebagai orang-orang yang taat. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat shalat Dhuha karena ia adalah shalat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan” (HR. Ibnu Khuzaimah; shahih). - Dua rakaat dhuha senilai 360 sedekah “Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim).
- Empat rakaat dhuha membawa kecukupan
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad).
- Ghanimah Terbanyak
“Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak, dan kembalinya lebih cepat” (HR. Tirmidzi dan Ahmad; hasan shahih).
- Berpahala Umroh
Yakni jika dikerjakan satu paket dengan sholat Subuh berjamaah di Masjid. Maksudnya, seseorang menunaikan sholat Subuh berjamaah di Masjid lalu tidak pulang, ia menetap di Masjid untuk dzikir atau ibadah lainnya, lalu ketika tiba waktu dhuha, ia menunaikan sholat dhuha baru pulang ke rumah.
Waktu sholat dhuha
Waktu shalat dhuha terbentang sejak matahari naik hingga condong ke
barat. Artinya, di Indonesia, waktu shalat dhuha terbentang selama
beberapa jam sejak 20 menit setelah matahari terbit hingga 15 menit
sebelum masuk waktu dhuhur. Waktu yang lebih utama adalah seperempat
siang. Di Arab, waktu itu ditandai dengan padang pasir terasa panas dan
anak unta beranjak. Sebagaimana sabda Rasulullah:
أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى
فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ
السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ
صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ
Bahwasanya Zaid bin Arqam melihat orang-orang mengerjakan shalat
Dhuha (di awal pagi). Dia berkata, “Tidakkah mereka mengetahui bahwa
shalat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Shalat orang-orang awwabin
(taat; kembali pada Allah) adalah ketika anak unta mulai kepanasan’”
(HR. Muslim)
Niat sholat Dhuha
Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Niat dengan hanya
mengucapkan di lisan belum dianggap cukup. Melafalkan niat bukanlah
suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat. Namun menurut jumhur
ulama selain madzhab Maliki, hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati
menghadirkan niat. Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah
tidak melafalkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam madzhab Syafi’i, lafal niat sholat
dhuha sebagai berikut :
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ لِلَّهِ تَعَالَى
(Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini lillaahi ta’aalaa)
Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala”
Adapun lafadz niat yang lebih panjang sebagai berikut:
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
(Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa)
Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”
Tata cara sholat dhuha
Bagaimana tata cara sholat dhuha? Sholat dhuha dikerjakan dua
rakaat salam – dua rakaat salam. Adapun jumlah rakaatnya, minimal dua
rakaat. Rasulullah kadang mengerjakan sholat dhuha empat rakaat, kadang
delapan rakaat. Namun sebagian ulama tidak membatasi. Ada yang
mengatakan 12 rakaat, ada yang yang mengatakan bisa lebih banyak lagi
hingga waktu dhuha habis.
عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِى طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ الْفَتْحِ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى
ثَمَانِىَ رَكَعَاتٍ يُسَلِّمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ
Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak delapan
rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam
(HR. Abu Dawud; shahih)
Tata caranya sama dengan sholat sunnah dua rakaat pada umumnya, yaitu:
- Niat
- Takbiratul ikram, lebih baik jika diikuti dengan doa iftitah
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat atau ayat Al Qur’an. Bisa surat Asy Syams atau lainnya.
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat atau ayat Al Qur’an. Bisa surat Adh Dhuha atau lainnya.
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
- Salam
Doa Sholat Dhuha
Tidak ada doa khusus yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam setelah selesai sholat dhuha. Sehingga dalam kitab-kitab Fiqih,
para ulama sama sekali tidak mencantumkan doa sholat dhuha. Misalnya
dalam Fiqih Sunnah, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Fikih Empat Madzhab
maupun Fiqih Manhaji mazhab Imam Syafi’i. Sehingga, kita boleh berdoa
secara umum dengan doa apapun yang baik.
Ada satu doa sholat dhuha yang sangat populer, yaitu:
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ،
وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ
قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى
السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ
كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ
كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ
وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
(Alloohumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal
jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka wal
‘ishmata ‘ishmatuka. Alloohumma inkaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu,
wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’assiron fayassirhu, wa
inkaana harooman fathohhirhu, wa inkaana ba’iidan faqorribhu bihaqqi
dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika aatinii
maa aataita ‘ibaadakash shoolihiin).
“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan
adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah
kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku
berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi
maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah,
apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu,
keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau
berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.
Doa ini bukanlah berasal dari hadits Nabi. Doa ini dicantumkan oleh
Asy Syarwani dalam Syarh Al Minhaj dan disebutkan pula oleh Ad Dimyathi
dalam I’anatuth Thalibiin. Meskipun bukan berasal dari hadits Nabi,
boleh-boleh saja seseorang membaca doa tersebut dan doa lainnya asalkan
baik. Bahkan, diperbolehkan pula berdoa dengan bahasa Indonesia
sekiranya tidak bisa bahasa Arab. Karena itu doa di luar sholat.
Ada pun di dalam sholat, maka kita harus mengikuti apa yang
dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana sabda
beliau:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keajaiban Sholat Dhuha
Banyak kisah nyata terkait keajaiban sholat dhuha. Berangkat dari
keutamaan yang telah dipaparkan di atas, keajaiban ini umumnya terkait
dengan rezeki. Bahwa siapa yang mendawamkan sholat sunnah ini, rezekinya
dimudahkan Allah sehingga menjadi lancar dan berkah. Ustadz Yusuf
Mansur mengalami keajaiban itu sejak pertama kali mengerjakan sholat
dhuha empat rakaat. Didasari ilmu yang diperolehnya bahwa siapa yang
mengerjakan sholat sunnah ini empat rakaat, ia akan dicukupkan
rezekinya, bahkan diantar. Dan ternyata benar, hari itu juga beliau
mendapatkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka melalui wasilah
orang yang bertanya alamat makelar rumah. Beliau dapat komisi yang cukup
banyak dari penjualan rumah tersebut. Ustadz Yusuf Mansur juga punya
pengalaman menarik dari jamaahnya. Ada yang sekian lama tidak
mendapatkan anak, ia mendawamkan sholat dhuha selama satu tahun dan
kemudian diberikan anak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kisah
selengkapnya bisa dibaca di Kisahikmah.
Demikian
panduan lengkap sholat dhuha mulai dari keutamaan, tata cara sholat
dhuha, niat hingga doa dan keajaiban. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu a’lam bish shawab.
Sumber : bersamadakwah.net
Bacaan Niat Sholat
Dhuha, Doa, Tata Cara, dan Keutamaannya
Ilustrasi. Warga membaca Alquran saat bertadarus pada malam pertama
Ramadan 1438 H di Masjid Jamik Lhokseumawe, Aceh, Jumat (26/5). ANTARA
FOTO/Rahmad/kye/17.
Ilustrasi. Warga membaca Alquran saat bertadarus pada malam pertama
Ramadan 1438 H di Masjid Jamik Lhokseumawe, Aceh, Jumat (26/5). ANTARA
FOTO/Rahmad/kye/17.
Oleh: Beni Jo - 1 September 2019
Dibaca Normal 1 menit
Sholat dhuha (salat duha) dikerjakan minimal dua rakaat pada rentang
matahari terbit menjelang salat zuhur.
tirto.id - Salat duha atau terkadang ditulis "sholat dhuha" merupakan
salat sunah yang dikerjakan ketika matahari sudah setinggi tombak hingga
menjelang masuknya waktu salat zuhur. Salat yang dikerjakan minimal dua
rakaat ini juga mempunyai berbagai keutamaan jika dikerjakan.
Waktu menjalankan salat duha yaitu di antara dua salat wajib, setelah
salat subuh dan sebelum salat zuhur. Namun, usai melaksanakan subuh,
umat Islam mesti menunggu terbitnya matahari terlebih dahulu.
Pada dasarnya, terdapat dua waktu yang diharamkan untuk mengerjakan
salat, yaitu setelah subuh hingga matahari terbit, dan setelah asar
hingga matahari tenggelam. Diriwayatkan Abu Hurairah, "Sesungguhnya
Rasulullah melarang dua salat; melarang salat setelah salat subuh hingga
terbit matahari dan setelah asar hingga terbenam matahari." (H.R.
Al-Bukhari).
Niat dan Jumlah Rakaat Sholat Dhuha
Sebelum menjalankan salat duha, terlebih dahulu didahului dengan niat
untuk mengerjakannya. Niat tersebut dapat diucapkan dalam hati, dan
dapat pula dilafalkan. Bacaan niat salat duha dapat dilafalkan seperti
di bawah ini.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya, "Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat karena Allah SWT."
Salat duha dikerjakan minimal dua rakaat. Namun, tidak ada larangan
untuk menambah jumlah rakaat salat duha. Nabi Muhammad pernah melakukan
salat duha 8 rakaat, berdasarkan riwayat Ummu Hani', "Nabi saw. pada
tahun terjadinya Fathu Makkah beliau salat duha delapan rakaat.” (H.R.
Bukhari).
Jika salat duha dikerjakan lebih dari dua rakaat, maka pengerjaannya
diutamakan sekali salam untuk dua rakaat.
Doa Usai Sholat Dhuha
Setelah mengerjakan salat duha, maka dianjurkan pula untuk membaca
beberapa doa sebagai berikut ini:
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ،
وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ
قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
Allāhumma innad dhuhā’a dhuhā’uka, wal bahā’a bahā’uka, wal jamāla
jamāluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata
ishmatuka.
Artinya, "Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan
ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini
adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu."
اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ
فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعْسِرًا (مُعَسَّرًا)
فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا
فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ
وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allāhuma in kāna rizqī fis samā’i fa anzilhu, wa inkāna fil ardhi fa
akhrijhu, wa inkāna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kāna
harāman fa thahhirhu, wa inkāna ba‘īdan fa qarribhu, bi haqqi duhā’ika
wa bahā’ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika. ātinī mā atayta
‘ibādakas shālihīn.
Artinya, "Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka
turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar
atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja
dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak duha,
keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa
yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh."
Baca juga: Salat Duha: Bacaan Niat, Jumlah Rakaat, dan Keutamaannya
Keutamaan Sholat Dhuha
Umat Islam yang mengerjakan salat duha, berarti mengikuti sunah Nabi
Muhammad, sebagaimana yang beliau wasiatkan kepada Abu Hurairah.
Abu Hurairah berkata, "Rasulullah, kekasihku itu berwasiat padaku tiga
hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat salat duha (setiap hari),
dan salat witir sebelum tidur."
Selain itu, salat duha juga dapat disamakan dengan sedekah. Rasulullah
bersabda,"Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus dikeluarkan
sedekahnya. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan
semua itu dapat diganti dengan salat duha dua rakaat," (H.R Muslim).
Orang yang terbiasa mengerjakan salat duha juga berpeluang mendapatkan
ampunan dari Allah atas dosa-dosanya pada masa lalu. Nabi Muhammad
menyampaikan,"Siapa yang membiasakan diri (untuk menjaga) salat duha,
dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR
At-Tirmizi).
Baca juga artikel terkait SHALAT DHUHA atau tulisan menarik lainnya Beni
Jo
(tirto.id - Sosial Budaya)
Baca selengkapnya di artikel "Bacaan Niat Sholat Dhuha, Doa, Tata Cara, dan Keutamaannya", https://tirto.id/ehlG
Baca selengkapnya di artikel "Bacaan Niat Sholat Dhuha, Doa, Tata Cara, dan Keutamaannya", https://tirto.id/ehlG
Bacaan Niat Sholat
Dhuha, Doa, Tata Cara, dan Keutamaannya
Ilustrasi. Warga membaca Alquran saat bertadarus pada malam pertama
Ramadan 1438 H di Masjid Jamik Lhokseumawe, Aceh, Jumat (26/5). ANTARA
FOTO/Rahmad/kye/17.
Ilustrasi. Warga membaca Alquran saat bertadarus pada malam pertama
Ramadan 1438 H di Masjid Jamik Lhokseumawe, Aceh, Jumat (26/5). ANTARA
FOTO/Rahmad/kye/17.
Oleh: Beni Jo - 1 September 2019
Dibaca Normal 1 menit
Sholat dhuha (salat duha) dikerjakan minimal dua rakaat pada rentang
matahari terbit menjelang salat zuhur.
tirto.id - Salat duha atau terkadang ditulis "sholat dhuha" merupakan
salat sunah yang dikerjakan ketika matahari sudah setinggi tombak hingga
menjelang masuknya waktu salat zuhur. Salat yang dikerjakan minimal dua
rakaat ini juga mempunyai berbagai keutamaan jika dikerjakan.
Waktu menjalankan salat duha yaitu di antara dua salat wajib, setelah
salat subuh dan sebelum salat zuhur. Namun, usai melaksanakan subuh,
umat Islam mesti menunggu terbitnya matahari terlebih dahulu.
Pada dasarnya, terdapat dua waktu yang diharamkan untuk mengerjakan
salat, yaitu setelah subuh hingga matahari terbit, dan setelah asar
hingga matahari tenggelam. Diriwayatkan Abu Hurairah, "Sesungguhnya
Rasulullah melarang dua salat; melarang salat setelah salat subuh hingga
terbit matahari dan setelah asar hingga terbenam matahari." (H.R.
Al-Bukhari).
Niat dan Jumlah Rakaat Sholat Dhuha
Sebelum menjalankan salat duha, terlebih dahulu didahului dengan niat
untuk mengerjakannya. Niat tersebut dapat diucapkan dalam hati, dan
dapat pula dilafalkan. Bacaan niat salat duha dapat dilafalkan seperti
di bawah ini.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya, "Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat karena Allah SWT."
Salat duha dikerjakan minimal dua rakaat. Namun, tidak ada larangan
untuk menambah jumlah rakaat salat duha. Nabi Muhammad pernah melakukan
salat duha 8 rakaat, berdasarkan riwayat Ummu Hani', "Nabi saw. pada
tahun terjadinya Fathu Makkah beliau salat duha delapan rakaat.” (H.R.
Bukhari).
Jika salat duha dikerjakan lebih dari dua rakaat, maka pengerjaannya
diutamakan sekali salam untuk dua rakaat.
Doa Usai Sholat Dhuha
Setelah mengerjakan salat duha, maka dianjurkan pula untuk membaca
beberapa doa sebagai berikut ini:
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ،
وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ
قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
Allāhumma innad dhuhā’a dhuhā’uka, wal bahā’a bahā’uka, wal jamāla
jamāluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata
ishmatuka.
Artinya, "Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan
ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini
adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu."
اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ
فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعْسِرًا (مُعَسَّرًا)
فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا
فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ
وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allāhuma in kāna rizqī fis samā’i fa anzilhu, wa inkāna fil ardhi fa
akhrijhu, wa inkāna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kāna
harāman fa thahhirhu, wa inkāna ba‘īdan fa qarribhu, bi haqqi duhā’ika
wa bahā’ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika. ātinī mā atayta
‘ibādakas shālihīn.
Artinya, "Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka
turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar
atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja
dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak duha,
keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa
yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh."
Baca juga: Salat Duha: Bacaan Niat, Jumlah Rakaat, dan Keutamaannya
Keutamaan Sholat Dhuha
Umat Islam yang mengerjakan salat duha, berarti mengikuti sunah Nabi
Muhammad, sebagaimana yang beliau wasiatkan kepada Abu Hurairah.
Abu Hurairah berkata, "Rasulullah, kekasihku itu berwasiat padaku tiga
hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat salat duha (setiap hari),
dan salat witir sebelum tidur."
Selain itu, salat duha juga dapat disamakan dengan sedekah. Rasulullah
bersabda,"Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus dikeluarkan
sedekahnya. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan
semua itu dapat diganti dengan salat duha dua rakaat," (H.R Muslim).
Orang yang terbiasa mengerjakan salat duha juga berpeluang mendapatkan
ampunan dari Allah atas dosa-dosanya pada masa lalu. Nabi Muhammad
menyampaikan,"Siapa yang membiasakan diri (untuk menjaga) salat duha,
dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR
At-Tirmizi).
Baca juga artikel terkait SHALAT DHUHA atau tulisan menarik lainnya Beni
Jo
(tirto.id - Sosial Budaya)
Baca selengkapnya di artikel "Bacaan Niat Sholat Dhuha, Doa, Tata Cara, dan Keutamaannya", https://tirto.id/ehlG
Baca selengkapnya di artikel "Bacaan Niat Sholat Dhuha, Doa, Tata Cara, dan Keutamaannya", https://tirto.id/ehlG
Bacaan Niat Sholat
Dhuha, Doa, Tata Cara, dan Keutamaannya
Ilustrasi. Warga membaca Alquran saat bertadarus pada malam pertama
Ramadan 1438 H di Masjid Jamik Lhokseumawe, Aceh, Jumat (26/5). ANTARA
FOTO/Rahmad/kye/17.
Ilustrasi. Warga membaca Alquran saat bertadarus pada malam pertama
Ramadan 1438 H di Masjid Jamik Lhokseumawe, Aceh, Jumat (26/5). ANTARA
FOTO/Rahmad/kye/17.
Oleh: Beni Jo - 1 September 2019
Dibaca Normal 1 menit
Sholat dhuha (salat duha) dikerjakan minimal dua rakaat pada rentang
matahari terbit menjelang salat zuhur.
tirto.id - Salat duha atau terkadang ditulis "sholat dhuha" merupakan
salat sunah yang dikerjakan ketika matahari sudah setinggi tombak hingga
menjelang masuknya waktu salat zuhur. Salat yang dikerjakan minimal dua
rakaat ini juga mempunyai berbagai keutamaan jika dikerjakan.
Waktu menjalankan salat duha yaitu di antara dua salat wajib, setelah
salat subuh dan sebelum salat zuhur. Namun, usai melaksanakan subuh,
umat Islam mesti menunggu terbitnya matahari terlebih dahulu.
Pada dasarnya, terdapat dua waktu yang diharamkan untuk mengerjakan
salat, yaitu setelah subuh hingga matahari terbit, dan setelah asar
hingga matahari tenggelam. Diriwayatkan Abu Hurairah, "Sesungguhnya
Rasulullah melarang dua salat; melarang salat setelah salat subuh hingga
terbit matahari dan setelah asar hingga terbenam matahari." (H.R.
Al-Bukhari).
Niat dan Jumlah Rakaat Sholat Dhuha
Sebelum menjalankan salat duha, terlebih dahulu didahului dengan niat
untuk mengerjakannya. Niat tersebut dapat diucapkan dalam hati, dan
dapat pula dilafalkan. Bacaan niat salat duha dapat dilafalkan seperti
di bawah ini.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya, "Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat karena Allah SWT."
Salat duha dikerjakan minimal dua rakaat. Namun, tidak ada larangan
untuk menambah jumlah rakaat salat duha. Nabi Muhammad pernah melakukan
salat duha 8 rakaat, berdasarkan riwayat Ummu Hani', "Nabi saw. pada
tahun terjadinya Fathu Makkah beliau salat duha delapan rakaat.” (H.R.
Bukhari).
Jika salat duha dikerjakan lebih dari dua rakaat, maka pengerjaannya
diutamakan sekali salam untuk dua rakaat.
Doa Usai Sholat Dhuha
Setelah mengerjakan salat duha, maka dianjurkan pula untuk membaca
beberapa doa sebagai berikut ini:
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ،
وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ
قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
Allāhumma innad dhuhā’a dhuhā’uka, wal bahā’a bahā’uka, wal jamāla
jamāluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata
ishmatuka.
Artinya, "Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan
ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini
adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu."
اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ
فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعْسِرًا (مُعَسَّرًا)
فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا
فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ
وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allāhuma in kāna rizqī fis samā’i fa anzilhu, wa inkāna fil ardhi fa
akhrijhu, wa inkāna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kāna
harāman fa thahhirhu, wa inkāna ba‘īdan fa qarribhu, bi haqqi duhā’ika
wa bahā’ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika. ātinī mā atayta
‘ibādakas shālihīn.
Artinya, "Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka
turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar
atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja
dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak duha,
keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa
yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh."
Baca juga: Salat Duha: Bacaan Niat, Jumlah Rakaat, dan Keutamaannya
Keutamaan Sholat Dhuha
Umat Islam yang mengerjakan salat duha, berarti mengikuti sunah Nabi
Muhammad, sebagaimana yang beliau wasiatkan kepada Abu Hurairah.
Abu Hurairah berkata, "Rasulullah, kekasihku itu berwasiat padaku tiga
hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat salat duha (setiap hari),
dan salat witir sebelum tidur."
Selain itu, salat duha juga dapat disamakan dengan sedekah. Rasulullah
bersabda,"Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus dikeluarkan
sedekahnya. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan
semua itu dapat diganti dengan salat duha dua rakaat," (H.R Muslim).
Orang yang terbiasa mengerjakan salat duha juga berpeluang mendapatkan
ampunan dari Allah atas dosa-dosanya pada masa lalu. Nabi Muhammad
menyampaikan,"Siapa yang membiasakan diri (untuk menjaga) salat duha,
dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR
At-Tirmizi).
Baca juga artikel terkait SHALAT DHUHA atau tulisan menarik lainnya Beni
Jo
(tirto.id - Sosial Budaya)
Baca selengkapnya di artikel "Bacaan Niat Sholat Dhuha, Doa, Tata Cara, dan Keutamaannya", https://tirto.id/ehlG
Baca selengkapnya di artikel "Bacaan Niat Sholat Dhuha, Doa, Tata Cara, dan Keutamaannya", https://tirto.id/ehlG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar