Selasa, 21 September 2021

Man arofa Nafsahu faqod arofa Robbahu

Hari/Tanggal                      : Selasa21 September 2021

Jam ke- 1 & ke-2 kelas      : IX. G.D.

Assalamu'alaikum wr.wb

Subhanalloh, ananda sholeh dan sholehah bagaimana kabarnya hari ini? 

Barang siapa mengenali dirinya sendir maka sesungguhnya dia telah mengenali Robbnya. Artinya semakin kita mengenali potensi diri kita maka kita akan sangat mudah mengimani siapa pencipta kita apa tugas dan maksud keberadaan kita di hidupkan oleh  Alloh Robbulalamin ke alam dunia yang fana ini.

Sementara Alloh SWT, telah banyak memberi kita nikmat antara lain badan yang  sehat, lingkungan pendidikan yang kondusif untuk kita mengenali dan mengembangkan potensi diri sesuai dengan perintah Alloh in-syaAlloh pada kesempatan bimbingan ini kita akan mengenal apa itu IQ,EQ dan SQ semoga dengan terus mengembangkan potensi yang ada pada diri kita dapat lebih bermanfaat untuk orang lain. Aamiin ya robbalalamiin.

Semoga dengan terus mengasah ilmu pengetahuan dan keimanan  akan menghantarkan peserta didik kepada ketaatan kepada Alloh menjadikan kita semua hamba yang sukses dalam kehidupan dunia apalagi kehidupan akhirat yang selama-lamanya.

Wassalamualaikum wr.wb.

 

In-syaAlloh

1.     Materi /Topik Bahasan                :         IQ bukan segala-galanya.

2.     Bidang Bimbingan                       :         Pribadi.

3.     Jenis Layanan                               :         Informasi

4.     Tujuan Layanan                           :         Agar siswa mampu mencapai kematangan itelektual

5.     Fungsi Layanan                            :         Pemahaman

6.     Sasaran Layanan/Semester      :         Kelas IX/ Ganjil

7.     Tempat Penyelenggaraan         :         Ruang Kelas

IQ BUKAN SEGALA – GALANYA

 

HAKEKAT INTELIGENSI

       Inteligensi berasal dari bahasa Latin intelligentia, yang berarti kekuatan akal manusia.  Sudah banyak sekali definisi yang dibuat para ahli mengenai inteligensi.  Orang awam seringkali mengartikan ini sebagai kecerdasan, kepintaran, ataupun kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi. 

 

PENDAPAT  PARA  PSIKOLOGI  AHLI  TENTANG  INTELIGENSI 

       Ahli-ahli psikologi memusatkan perhatian pada masalah perilaku inteligensi itu sendiri daripada membuat batasan apa yang dimaksud dengan inteligensi.  Ini karena ada anggapan bahwa inteligensi merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi, sedangkan perilaku inteligensi lebih konkrit batasan dan ciri-cirinya sehingga lebih bermanfaat untuk dipelajari. Dengan mengidentifikasi ciri-ciri dan indikator-indikator perilaku inteligensi maka dengan sendirinya definisi inteligensi akan terkandung di dalamnya.

       Seorang ahli psikologi bernama Galton (pendekatan Psikofisik), menyatakan bahwa ada dua karakteristik yang hanya dimiliki oleh orang-orang berinteligensi tinggi yang membedakannya dari orang-orang yang berinteligensi rendah, yaitu energi/ kemampuan untuk bekerja dan kepekaan terhadap stimulus fisik. 

       Sementara itu, Alfred Binet (1857 - 1911), tokoh utama perintis pengukuran inteligensi, bersama Theodore Simon mendefinisikan inteligensi dengan tiga komponen, yaitu:

1.    kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan;

2.    kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan.

3.    kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau autocriticsm.

       Pendapat L.M. Terman ditahun 1916  mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir abstrak.  Goddard, tahun 1946 mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang. Edward Lee Thorndike (1874 - 1949), tokoh psikologi fungsionalisme, mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta. 

Dalam kapasitasnya manusia sebagai makhluk sosial, manusia tersebut haruslah memiliki kemampuan untuk saling mengenal dan saling memahami antara satu dengan yang lain. Dalam interaksi sosial yang sehat seperti ini merupakan hal yang tidak mudah, melainkan memerlukan proses yang cukup panjang, lebih-lebih pada individu yang belum memiliki kepribadian yang cukup matang. Karena dengan kepribadian yang cukup matang biasanya individu tersebut memiliki daya toleransi yang cukup tinggi terhadap kelemahan-kelemahan yang dimiliki orang lain dalam berinteraksi sosial.

Dalam kehidupan nyata sering terjadi seseorang yang memiliki tingkat IQ tinggi (cerdas) pada masa sekolahnya selalu menduduki peringkat prestasi yang sangat membanggakan tapi di kemudian hari ternyata termasuk golongan orang-orang yang gagal. Gagal dalam arti bekerja apa adanya tidak sesuai dengan kemampuan otaknya. Tidak sedikit diantara mereka yang bekerja di pabrik, kuli bangunan atau bekerja kasar lainnya padahal mereka sebenarnya memiliki kecerdasan yang memadai. Sebaliknya tidak sedikit dalam kehidupan nyata orang-orang yang memililiki kecerdasan pas-pasan (IQ kategori rata-rata) ternyata sangat sukses dalam hidupnya. Diantara mereka ada yang memiliki home industri, rental mobil,  bahkan tidak sedikit yang memiliki perusahaan.

       Berdasarkan suatu penelitian ternyata orang-orang yang gagal walaupun memiliki IQ yang cukup tinggi dan orang-orang yang berhasil walaupun tidak memiliki IQ yang tinggi dikarenakan ada faktor yang menentukan di luar IQ tersebut. Faktor tersebut adalah apa yang sekarang ini sedang populer yang disebut dengan Emotional Quotion (EQ) dan Spiritual Quotion (SQ).

Emotional Quotion (EQ)  atau kecerdasan emosi baru dikenal secara luas pada pertengahan tahun 1990 dengan diterbitkannya buku Darnel Goleman : Emotional Intelligence. Goleman menjelaskan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

       Tiga langkah untuk mengembangkan EQ (Emotional Quotion) adalah sebagai berikut:

  1. Membuka hati : ini adalah langkah pertama karena hati adalah simbol pusat emosi. Hati kitalah yang merasa damai saat kita berbahagia, hati kita merasa tidak nyaman ketika sakit, sedih, marah atau patah hati. Kita mulai dengan membebaskan pusat perasaan kita dari impuls dan pengaruh yang membatasi kita untuk menunjukkan cinta satu sama lain.
  2. Menjelajahi dataran emosi : sekali kita telah membuka hati, kita dapat melihat kenyataan dan menemukan peran emosi dalam kehidupan. Kita dapat berlatih cara mengetahui apa yang kita rasakan. Kita mengetahui emosi yang dialami orang lain. Singkatnya, kita menjadi lebih baik dan bijak menanggapi perasaan kita dan perasaan orang di sekitar kita.
  3. Mengambil tanggung jawab : untuk memperbaiki dan mengubah kerusakan hubungan, kita harus mengambil tanggung jawab. Kita dapat membuka hati kita dan memahami peta dataran emosional orang di sekitar kita.       

       Seseorang yang memiliki EQ yang baik maka orang tersebut akan memiliki kemampuan untuk me manage (mengatur) emosinya dengan baik. Emosi sering kita salah kaprah dalam mengartikannya, yaitu sebagai luapan kemarahan. Emosi berbeda dengan luapan kemarahan. Luapan kemarahan hanyalah merupakan salah satu bentuk  emosi. Emosi pada dasarnya adalah suatu kondisi kejiwaan seseorang karena pengaruh dari luar. Pengaruh dari luar  atau rangsangan dari luar yang ditangkap oleh indera berbeda-beda sehingga secara otomatis akan mengahasilkan emosi yang berbeda pula. Seseorang yang menangis belum tentu karena sedih, tapi tidak menutup kemungkinan orang yang karena bahagia sedemikian rupa menjadi terharu sehingga menangis. Seseorang  yang tersinggung akan memunculkan emosi marah dan lain-lain. 

Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan diluar ego atau jiwa sadar. Pandangan lain, bahwa SQ adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan. Asumsinya adalah jika seseorang hubungan dengan Tuhannya baik maka bisa dipastikan hubungan dengan sesama manusiapun akan baik pula.

Spiritual Quotion (SQ) adalah kecerdasan spiritual penting sekali karena berpengaruh pada sikap pemimpin itu pada dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus mampu melihat sesuatu di balik sebuah kenyataan empirik sehingga ia mampu mencapai makna dan hakikat tentang manusia. Dengan demikian, kemanusiaan manusia sungguh-sungguh dihargai.    

       Para peserta didik , khususnya pada tingkat SMP (kelas 9) yang dalam psikologi masuk dalam fase remaja (13 – 16/22 tahun) dimana pada fase tersebut adalah fase panca roba, fase penuh gejolak, fase yang labil dll maka pada usia ini perlu sekali ditanamkan kepribadian yang memiliki kesadaran yang tinggi tentang penting berinteraksi sosial secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk nyata yang harus tertanam dalam diri peserta didik adalah adanya rasa untuk saling menghargai, saling menghormati, dapat mengelola emosi dengan baik, menghindari sikap yang destruktif, dan sikap-sikap lain yang intinya akan terbentuk pribadi yang dapat saling memahami antara individu satu dengan yang lain. Tidak kalah pentingnya, kita harus menyadari bahwa keberhasilan dalam berinteraksi sosial juga merupakan salah satu kunci sukses seseorang dalam meraih cita-cita.

                 Pada era sekarang ini kecerdasan (IQ) bukanlah satu-satu faktor yang dapat mengantar manusia kejenjang kesuksesan. Justru dalam kehidupan yang nyata, riil di lapangan mereka yang sukses mencapai jenjang tertinggi dalam meraih cita-cita adalah mereka yang memiliki Emotional Quotion (EQ) dan Spiritual Quotion (SQ) yang baik. Banyak pemimpin negara yang berhasil memimpin negara dengan baik karena adanya dukungan EQ dan SQ yang mereka miliki, selain IQ yang baik pula tentunya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka suatu hal yang kurang tepat kalau kita yang hidup di era sekarang ini hanya mengandalkan kecerdasan (IQ) semata dalam rangka mencapai kesuksesan maksimal.

 


Lembar Kerja Siswa

1.  Jelaskan apa yang di maksud dengan IQ,EQ dan SQ?

2.  IQ, EQ dan SQ masing-masing perlu dikembangkan, bagaimana kalian mengembangkannya?

3.  Apakah keberhasilan seseorang hanya ditentukan oleh IQ saja? Jelaskan!

4.  Jelaskan SQ yang baik itu yang bagaimana?


18 komentar:

  1. Assalamualaikum pak Terimakasih atas materi dan tugas nya
    Cahaya Ibramsyah 9G

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum pak terimakasih atas materi dan tugasnya
    - Alvia Sefti Anggraini 9D

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum pak Terimakasih atas materi dan tugasnya
    -atika ghaisani 9G

    BalasHapus
  4. Asalamualaikum pak terimakasih atas materi dan tugasnya
    Ammar 9D

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum pak terimakasih atas materi dan tugasnya
    M Dirly afrijal 9G

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum pak, terimakasih atas materi dan tugasnya..
    -windalistiani 9G

    BalasHapus
  7. assalamu'alaikum pak terimakasih tugasnya
    Fatiha arta 9d

    BalasHapus
  8. Assalamu'alaikum terimakasih atas tugasnya raffy dwi rahman kls 9G

    BalasHapus
  9. Assalamualaikum pak terimakasih atas materi dan tugasnya
    Dian frizca 9D

    BalasHapus
  10. Assalamualaikum pak terimakasih atas materinya dan tugasny
    M.A Zaidan razzaq 9D

    BalasHapus
  11. Assalamualaikum Pak, terima kasih materi dan tugasnya
    — Maura Lodya Amela 9G

    BalasHapus
  12. assalamu'alaikum pak, terimakasih atas materi dan tugasnya
    Nazwa Rizka Aulia 9G

    BalasHapus
  13. assalamu'alaikum pak, terimakasih atas materi dan tugasnya
    naura 9D

    BalasHapus
  14. Assalamualaikum pak, terimakasih atas materi dan tgsny
    Berliana Jody 9D

    BalasHapus
  15. Assalamu'alaikum pak, terimakasih atas tugas dan materinya
    Sultan Zacky A.H 9G

    BalasHapus
  16. Assalamu'alaikum pak terimakasih atas tugas nya
    Bima saputra 9D

    BalasHapus
  17. assalamualaikum pak, terimakasih atas tugasnya
    -rajwaqiqa maulidia derina 9D

    BalasHapus

MENGHARGAI PERBEDAAN DAN KEBERAGAMAN

    Materi /Topik Bahasan                              :     Menghargai perbedaan dan keberagama.    Bidang B imbingan                      ...